RELOKASI INDUSTRI DI KABUPATEN BANDUNG

Bagja Waluya

Abstract


Kabupaten Bandung sudah terkenal dengan industri tekstilnya. Selain itu juga berkembang industri garmen sebagai industri lanjutannya dan industri-industri yang tidak berkaitan dengan tekstil lainnya. Peran industri terhadap perekonomian Kabupaten Bandung pun cukup besar, baik terhadap pendapatan daerah maupun ketersediaan lapangan kerja. Perkembangan industri yang membawa berkah dari sudut ekonomi ini, ternyata juga membawa dampak lain. Terhadap lingkungan, industri ini membawa dampak negatif misalnya terhadap persediaan air. Dengan banyaknya industri yang membuat sumur artesis ini, maka laju produksi (discharge) air tanah lebih besar dari laju pengisiannya (recharge). Akibatnya, permukaan air tanah makin lama makin dalam. Untuk mengurangi dampak tersebut salah satunya dengan memindahkan industri (relokasi industri) yang disertai dengan rencana yang matang baik mengenai perkembangan kawasan industri baru, maupun wilayah-wilayah yang seharusnya ditutup untuk industri.

 

Kata kunci: Relokasi, Industri, Water Supply.


References


Bale, 1977, Industry Geography. New York.

BPLHD Provinsi Jawa Barat, 2006. Bandung.

Idris Abdurachmat & Enok Maryani, 1998, Geografi Ekonomi, Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi IKIP Bandung.

John W.Alexander, 1963, Economic Geography, New York: Prentice Hall Inc.

Siti Sutriah Nurzaman, Soal Relokasi Industri di Kabupaten Bandung, Artikel Pikiran Rakyat, Kamis 26 Februari 2004, Bandung: PT. Granesia.




DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v7i2.1724

DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.17509/gea.v7i2.1724.g1174

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Bagja Waluya



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.