The Role of Tradisional Belief and Local Wisdom in Forest Conservation
Abstract
Deforestation has become a global issue, primary forests have been converted to plantations, agricultural land, and built-up area. Although many environmental regulations have been enacted since the emergence of the sustainable development concept, in reality, they are not effective when compared to forest management by indigenous peoples. This article intends to reveal the role of traditional beliefs and local wisdom in forest conservation. We selected five indigenous communities as representatives of beliefs and forest conservation efforts in Indonesia ie. Nagari Sungai Buluh, Mollo, Kampung Naga, Manggarai, and Dayak Kanayatn. This research uses qualitative data that is analyzed by descriptive approach, it can explain in detail the forest management by indigenous peoples. Traditional belief systems and conservation have proven to maintain the forests, also ensure the availability of natural resources and ecosystem services for humans in the surrounding. The indigenous peoples consider the forest to be a clean and sacred place, it can only be accessed or used at certain times. The forest zoning by indigenous peoples guarantees its sustainability and is evidence of the application of ecocentrism, humans are part of nature and are obliged to protect the resources that have been mandated by God.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agustini, S., Dharmawan, A. H. & Putri, E. I. K. (2017). Bentuk Pengelolaan Hutan Nagari Sungai Buluh Kabupaten Padang Pariaman. BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, 3 (2): 267-278.
Anna, D. J. (2015). Konservasi Hutan Gunung Mutis oleh Masyarakat Mollo, Nusa Tenggara Timur. Skripsi. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
As’ari, R., Sari, W. & Meilani, D. (2018). Pelestarian Sungai Ciwulan Berbasis Kearifan Lokal Leuweung Larangan di Kampung Adat Naga Kabupaten Tasikmalaya. Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS IX 2018. Solo: UMS Press.
Asdak, C. (2013). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Asdak, C. (2018). Kajian Lingkungan Hidup Strategis: Jalan Menuju Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ati, A., Anshari, B. I., Rosanti, E., Widiawaty, M. A. & Dede, M. (2017). Socio-cultural and environmental aspects on toponymy system of villages in the East Region of Cirebon. Proceeding of the 2nd International Conference on Sociology Education. Bandung: Scitepress.
Baso, G. (2009). Mophilonga Katuvua: Konsepsi Masyarakat Adat Toro dalam Mempertahankan Kelestarian Sumberdaya Hutan. Situs Keramat Alami: Peran Budaya dalam Konservasi Keragaman Hayati. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
BPS. (2018). Kecamatan Sijunjung dalam Angka. Sijunjung: BPS Kabupaten Sijunjung.
Christiawan, P. I. (2017). The Role of Local Wisdom in Controlling Deforestation. International Journal of Development and Sustainability, 6 (8): 876-888.
Darusman, Y. (2016). Kearifan Lokal dan Pelestarian Lingkungan (Studi Kasus di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya dan di Kampung Kuta, Kabupaten Ciamis). Jurnal Nasional, 1 (1): 1-15.
Dede, M., Nurbayani, S., Ridwan, I., Widiawaty, M. A. & Anshari, B. I. (2021). Green development based on local wisdom: a study of Kuta’s indigenous house, Ciamis. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 683: 012134.
Desinta, S. G. & Darmastuti, R. (2019). Konstruksi Identitas Masyarakat Dayak Melalui Budaya Baroah Dalam Membangun Citra Desa Sompak di Kabupaten Landak. Avant Garde, 7(2): 218-233.
Diana, D. & Pasya, G. K. (2015). Pelestarian dan Peran Masyarakat di Kawasan Sekitar Situ Cisanti. Sosiohumanika, 8 (2): 293-312.
Evans, K. (2017). Mengaitkan Pohon dan Air: Selamatkan Hutan, atau Kekurangan Curah Hujan. Retrieved from https://forestsnews.cifor.org/49154/mengkaitkan-pohon-dan-air?fnl=id.
Firdaus. (2012). Puar Cama Untuk Anak Cucu: Kearifan Lokal Untuk Sustainability Forest di Manggarai Barat. Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, 1 (1): 39-50.
Hamzah, D. & Suharjito, I. (2015). Efektifitas Kelembagaan Lokal dalam Pengelolaan Sumber Daya Hutan pada Masyarakat Nagari Simanau, Kabupaten Solok. Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, 2 (2): 117-128.
Hartatik, H. (2006). Adat dan Perubahan Budaya Pada Masyarakat Dayak Kanayatn. Naditira Widya, 16: 87-102.
Hidayat, S. Y. (2015). Pengaruh Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kampung Naga Terhadap Pengelolaan Sumberdaya Hutan. Tesis. Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada.
Iskandar, J. & Iskandar, B. S. (2018). Etnoekologi, Biodiversitas Padi dan Modernisasi Budidaya Padi: Studi Kasus pada Masyarakat Baduy dan Kampung Naga. Jurnal Biodjati, 3 (1): 47-42.
Iskandar, J. (2009). Pelestarian Daerah Mandala dan Keragaman Hayati oleh Orang Baduy. Situs Keramat Alami: Peran Budaya dalam Konservasi Keragaman Hayati. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Iskandar, J. (2016). Etnobiologi dan Keragaman Budaya di Indonesia. Umbara: Indonesian Journal of Anthropology, 1 (1): 27-42.
Iskandar, J. (2017). Ekologi Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan. Bandung: Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Padjadjaran.
Iswadono, E. (2016). Integrasi Kearifan Lokal Masyarakat Suku Manggarai dalam Konservasi Tumbuhan dan Ekosistem Pegunungan Ruteng Nusa Tenggara Timur. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Iswandono, E., Zuhud, M., Hikmat, A. & Kosmaryandi, N. (2015). Pengetahuan Etnobotani Suku Manggarai dan Implikasinya terhadap Pemanfaatan Tumbuhan Hutan di Pegunungan Ruteng. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 20 (3): 171-181.
Kosmaryandi, N. (2012). Gagasan Baru Zonasi Taman Nasional: Sintesis Kepentingan Konservasi Keanekaragaman hayati dan Kehidupan Masyarakat Adat. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 18 (2): 69-77.
Latifah, S., Purwoko, A., Rambey, R. & Tarigan, R. H. (2020). The Form of Local Wisdom of Society in Maintaining the Sustainability of Forest Ecosystems in Lake Toba Region. Proceeding of the International Conference of Science, Technology, Engineering, Environmental and Ramification Researches 2018. Medan: Scitepress.
Mahuika, N. & Kukutai, T. (2021). Introduction: Indigenous Perspectives on Genealogical Research. Genealogy, 5(3), 63.
Muhammad, A. (2017). Keragaan Praktik Kearifan Lokal dan Keberlanjutan Hutan Nagari (Kasus: Nagari Sungai Buluh Kabupaten Padang Pariaman dan Nagari Paru Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat). Skripsi. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Mulyadi, A. & Dede, M. (2020). Perdagangan Burung di Kota Bandung (Antara Ekonomi, Keanekaragaman Hayati, dan Konservasi). Jurnal Geografi Gea, 20 (2): 105-112.
Mulyadi, A., Dede, M., Widiawaty, M. A. & Anshari, B. I. (2020). Toponyms and flood disaster in The Capital Region of Jakarta, Indonesia. Proceeding of the 4th International Geography Seminar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ningrum, E. (2012). Dinamika Masyarakat Tradisional Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya. Mimbar, 28 (1): 47-54.
Nomeni, Y. & Hakim, M. R. (2012). Ternak dan Madu untuk Lestarikan Kawasan Gunung Mutis. WWF Indonesia.
Oktaviani, U. D. (2015). Mantra Upacara Ngabati’Pada Upacara Pertanian Suku Dayak Kanayatn di Dusun Pakbuis Desa Banying Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Vox Edukasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(2), 168-183.
Perdana, M. R. (2016). Tata Spasial Permukiman Tradisional Manggarai berdasar Ritual Penti di Kampung Wae Rebo di Pulau Flores. Space, 3(2): 174-200.
Pratiwi, C. (2016). Pengaruh Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kampung Naga terhadap Pengelolaan Hutan. Skripsi. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Rachmawan, D. (2020). Masyarakat Adat, Pengetahuan Ekologi Tradisional, dan Hutan Gambut di Indonesia. Gambut dan Pengetahuan Ekologi Tradisional: Kebijakan, Degradasi, dan Restorasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Rahmawati, N. (2012). Nilai Pendidikan dalam Budaya Menanam Padi Suku Dayak Kanayatn di Kalimantan Barat. Patanjala, 4 (1): 14-24.
Rambut, K. (2016). Kontoversi Persepsi Generasi Tua dan Generasi Muda dalam Teks Ritual Barong Wea. Prosiding Simposium Internasional Bahasa-Bahasa Lokal Nasional dan Global. Kendari: Universitas Halu Oleo.
Ritonga, A., Mardhiansyah, M. & Kausar, K. (2014). Identifikasi Kearifan Lokal Masyarakat Hutan Larangan Adat Rumbio, Kabupaten Kampar Terhadap Perlindungan Hutan. Pekan Baru: Universitas Riau.
Rukayah, R. S., Puguh, D. R., Susilo, E. S. & Indraswara, M. S. (2018, May). Local Wisdom of the Native Settlement as A Main Gate in the Northern Axis of Javanese City Center in Semarang. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 152: 012032.
Sahertian, C. I. (2021). Sakralitas Burung Enggang dalam Teologi Lokal Masyarakat Dayak Kanayatn. Epigraphe: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani, 5 (1): 58-75.
Sangha, K. K. (2020). Global Importance of Indigenous and Local Communities’ Managed Lands: Building a Case for Stewardship Schemes. Sustainability, 12(19), 7839.
Saringendyanti, E., Yuniadi, A. & Adyawardhina, R. (2008). Kampung Naga, Tasikmalaya dalam Mitologi: Upaya Memaknai Warisan Budaya Sunda. Laporan Akhir Penelitian Peneliti Muda (Litmud). Sumedang: Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran.
Seixas, B. V., Smith, N. & Mitton, C. (2018). The qualitative descriptive approach in international comparative studies: using online qualitative surveys. International Journal of Health Policy and Management, 7 (9): 778.
Setiawan, A. Y., Pasya, G. K. & Rohmat, D. (2012). Nilai-Nilai Tata Lingkungan terhadap Kelestarian Lingkungan di Kampung Cikondang Kabupaten Bandung dan Implikasinya dalam Pembelajaran Geografi. Jurnal Geografi Gea, 12 (2): 61-70.
Soni, C. P. (2012). Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dayak Kanayatn dalam Pengelolaan Hutan Adat (Marang) di Kampung Sidas Daya Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta.
Suharyono, S. & Amien, M. (2013). Pengantar Filsafat Geografi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sukandar, J. (2020). Nilai-nilai pendidikan Islam dalam upacara Hajat Sasih pada masyarakat Kampung Naga Tasikmalaya. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.
USDA. (2017). Water, Air, and Soil. Retrieved from https://www.fs.fed.us/science-technology/water-air-soil.
USDA. (2019). Forests to Faucets. Retrieved from https://www.fs.fed.us/ ecosystemservices/FS_Efforts/forests2faucets.shtml.
Uspayanti, R., Butarbutar, R., Hiskya, H. J. & Ainani, A. F. (2021). Local Wisdom and its Implication for Nature Conservation. Review of International Geographical Education Online, 11 (5): 292-302.
Widiawaty, M. A., Dede, M. & Ismail, A. (2018). Comparative Study Modeling of Ground Water Using Geographic Information System in Kayuambon Village, Bandung Barat Regency. Jurnal Geografi Gea, 18 (1): 63-71.
Williams, P., Sikutshwa, L. & Shackleton, S. (2020). Acknowledging Indigenous and Local Knowledge to Facilitate Collaboration in Landscape Approaches—Lessons from a Systematic Review. Land, 9(9), 331.
WWF. (2010). Perambahan Lahan Hutan pada Kawasan Hutan Mutis-Timau. Kupang: WWF Nusa Tenggara.
DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v22i1.43702
DOI (PDF): https://doi.org/10.17509/gea.v22i1.43702.g18949
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jurnal Geografi Gea
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.