Determination and Confirmation of Boundaries for Dhawe Village, Aesesa District, Nagekeo Region using Cartometric Point Methods and High Resolution Satellite Images Acquisition in 2013

Nanin Trianawati Sugito, Ryan Naufal Hamdani, Shalman AlghiFari Adriansyah, Farhan Zidni, Regina Vera Santiara Yahya Putri

Abstract


Boundaries are one of the elements that must be depicted in a base map. The focus of this research is on boundaries or adjudication. Regional boundaries experience problems, including boundaries between villages that overlap between one village and another. Minister of Home Affairs Regulation Number 1 of 2017 concerning Village Structuring is the initiator in village structuring, however, there are still minimal regions structuring village authority through regional head regulations. Images are cropped to create indicative administrative map boundaries, a very important first step in regional boundaries. This research aims to determine and confirm the boundaries of Dhawe Village, Aesesa subdistrict, Nagekeo Regency in the context of implementing Permendagri Number 76 of 2012 in determining and confirming village boundaries, and aims to provide geospatial data in the form of village boundary coordinates. The method used in this research uses a cartometric method. After determining the boundary segment cartometry points, it produces 26 points which also contain the coordinates of Dhawe Village and produces agreed segment boundaries. Not only that, the researcher carried out a field approach test to test the correctness of the cartometry position so that the results could properly represent the expected village boundary area


Keywords


Area Boundaries; Segments, Cartometrics, Images, Coordinates

Full Text:

PDF

References


Lillesand, T. M., Kiefer, R.W., dan Chipman, J.W., (2004), Remote Sensing and Image Interpretation, USA, John Wiley and Sons.

Pemerintah Indonesia. 2012. Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1252. Jakarta : Mendagri.

Pemerintah Indonesia. 2017. Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Penataan Desa. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 155. Jakarta : Mendagri.

Peraturan Pemerintah. 1997. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 96. Jakarta:Sektretariat Negara.

Peraturan Pemerintah. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011

Arsana, I. M. A. (2007). Batas Maritim Antar Negara: Sebuah Tinjauan Teknis dan Yuridis .Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Chalid, P. (2005). Otonomi Daerah: Masalah, Pemberdayaan dan Konflik . Jakarta: Kemitraan.

Donaldson, J. W., & Williams, A. J. (2008). Delimitation and Demarcation: Analysing the Legacy of Stephen B. Jones’s Boundary-Making.

Hadiwijoyo, S. S. (2012). Aspek Hukum Wilayah Negara Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Indra, M. (2016). Menyelesaikan Sengketa Batas Daerah. Genta Publishing.

Administrasi Negara Vol. II, No.02, Maret. Malang, FIA UB.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2006 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa. Jakarta, Kementrian Dalam Negeri.

Tentang Informasi Geospasial. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 96. Jakarta:Sekretariat Negara.

Peraturan Pemerintah 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7. Jakarta: Kemenkumham.

Prahasta, Eddy. 2006. Sistem Informasi Geografis:Membangun Aplikasi Web-Base GIS dengan MapServer. Bandung: Informatika

Riadi, B. (2013). “Penegasan Batas Wilayah Secara Kartometris”. VI.79-85, FIT ISI 2013 Tema :Peran Geospasial Dalam Pengelolaan Sumber Daya Agraria Secara Berkelanjutan.

Smith, B. (1995). “On Drawing Lines on a Map” dalam A. U. Frank, W. Kuhn dan D. M. Mark (eds.). Spatial Information Theory: A Theoretical Basis for GIS. Proceeding of The Third International Conference. Springer, Berlin.

Sumaryo. (2012). ”Aspek Geospasial dalam Sengketa Pulau Berhala”. Prosiding Konferensi Teknik dan Sains Informasi Geospasial ke-1 Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. Thema Tatakelola Informasi Geospasial Yang Baik untuk Pembangunan Nasional yang Berkelanjutan.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014; Tentang Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah

Kristiyono, Nanang. (2008) Konflik dalam Penegasan Batas Daerah Antara Kota Magelang dan Kabupaten Magelang (Analisis Terhadap Faktor-Faktor Penyebab dan Dampaknya). Semarang, Universitas Diponegoro.

Moelong, L. (2009) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosda Karya.

Muluk, M.R. (2006) Desentralisasi (Teori, Cakupan dan Elemen-elemen) dalam Jurnal Saldana. J., Miles, M., Huberman., A. (2013) Qualitative Data Analysis: A Method Sourcebook. SAGE Publication.

Siagian, S.P (1997) Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta, Bumi Aksara.




DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v23i2.59078

DOI (PDF): https://doi.org/10.17509/gea.v23i2.59078.g24484

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jurnal Geografi Gea

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.