SOSIAL-RITUAL DAN SIMBOLIK-MISTIK PADA PAWON (Studi kasus: Arsitektur Kasepuhan Ciptagelar-Sukabumi)

Nuryanto Nuryanto

Abstract


Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena pawon yang sarat dengan fungsi sosial dan ritual dan erat hubungannya dengan makna simbolik-mistik. Tujuaan penelitian ini secara umum mendeskripsikan dan mengungkap fungsi dan makna pawon. Lokasi penelitian di kampung Kasepuhan Ciptagelar sebagai prototype masyarakat Sunda. Metode yang digunakannya adalah etno-arsitektur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pawon pada arsitektur rumah masyarakat Sunda memiliki dua dimensi penting: (1) Fungsi sosial; Sebagai wadah untuk aktivitas bersosialisasi para wanita, seperti: memasak, mengobrol, mendengarkan radio,  menonton  televisi, tiduran, menidurkan anak, serta mencari kutu. Maknanya terungkap dalam kalimat: "pawon jantungna imah, keur hirup jeung huripna manusa", artinya dapur merupakan pusatnya rumah bagi aktivitas hidup dan kehidupan penghuninya; (2) Fungsi ritual; Sebagai 'jembatan' penghubung komunikasi dengan para karuhun melalui sesajen dan mantera-mantera yang disimpan di dalam goah atau padaringan untuk memohon keselamatan dan berkah. Maknanya tersurat dalam kalimat: “pangeling-eling” artinya sebagai peringatan, apabila seseorang meninggal, maka arwahnya tinggal di pawon selama tujuh hari, kemudian pindah ke atas suhunan selama empat puluh hari. Oleh karena itu, anggota keluarga yang ditinggalkan harus mengiringinya dengan doa agar arwah segera diterima oleh Yang Maha Kuasa.  


Full Text:

PDF

References


APA 6th Edition




DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v3i2.24962

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Nuryanto Nuryanto

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.