PENDIDIKAN KECAKAPAN ABAD KE-21 UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS TAHUN 2045

Yuyun Yuningsih

Abstract


Indonesia secara demografis memiliki sumber daya manusia yang sangat luar biasa besarnya. Pada tahun 2017 ini, usia sekolah atau usia pra-produktif yang tersebar mulai dari usia PAUD, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi memiliki proporsi terbanyak dibandingkan usia produktif dan usia pasca-produktif secara mengerucut. Menurut perhitungan, usia pra-produktif ini akan mulai produktif pada tahun 2030 yang mana mahasiswa pada perguruan tinggi mulai produktif, diikuti oleh siswa usia SMA, SMP, SD, dan PAUD. Tahun 2045 diduga merupakan waktu puncak produktivitas penduduk Indonesia, dimana usia PAUD dan SD saat ini yang mendominasi penduduk di negeri ini mencapai usia produktifnya. Dengan kata lain, mulai tahun 2045, Indonesia memiliki bonus sumberdaya manusia secara demografis yang sering disebut sebagai Bonus Demografi. Pada tahun 2045, Bonus Demografi ini merupakan modal atau beban bagi negara tergantung bagaimana mempersiapkannya sebelum tahun 2045. Bonus Demografi diharapkan menjadi modal bagi negara sehingga generasi sekarang merupakan generasi emas pada tahun 2045 yang merupakan generasi cemerlang, potensial, produktif, literat, kompeten, berkarakter, dan kompetitif. Salah satu upaya yang paling krusial untuk mewujudkan Bonus Demografi menjadi generasi emas tahun 2045 adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan mengandung makna kesadaran seluruh pihak yang terlibat dalam hal ini kesadaran bangsa untuk saling mendidik dan memberikan keteladanan kepada peserta didik, sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang di lingkungan yang subur, literat, kompeten, dan berkarakter. Melalui pendidikan, potensi diri peserta didik sesuai kodratnya dikembangkan berdasarkan dasar yang dimilikinya melalui ajar yang terencana sehingga dapat hidup dengan layak bersama masyarakat di sekitarnya termasuk masyarakat dunia. Kebutuhan dan tuntutan masyarakat dunia yang harus dipersiapkan melalui pendidikan untuk mewujudkan generasi emas pada abad ke-21 tepatnya tahun 2045 adalah kecakapan-kecakapan abad ke-21 yang dikategorikan menjadi tiga kategori besar yaitu literasi dasar, kompetensi, dan kualitas karakter. Kecakapan abad ke-21 akan tumbuh dan berkembang pada calon generasi emas tahun 2045 melalui pendidikan kecakapan abad ke-21.

 

Indonesia demographically has enormous human resources. In 2017, school age or pre-productive age spread from the ages of PAUD, SD, SMP, SMA, and tertiary institutions has the highest proportion compared to conical productive age and post-productive age. According to calculations, this pre-productive age will begin productively in 2030, wherestudents in higher education begin to be productive, followed by high school, middle school, elementary and PAUD students. In 2045, it is estimated that this is the peak time for Indonesia's population productivity, where the age of PAUD and SD currently dominating the population in this country reaches its productive age. In other words, starting in 2045, Indonesia has a demographic bonus of human resources which is often referred to as a Demographic Bonus. In 2045, this Demographic Bonus is a capital or burden for the country depending on how to prepare it before 2045. Demographic Bonuses are expected to become the capital of the country so that the current generation is a golden generation in 2045 which is a brilliant, potential, productive, literate, competent, characterized generation , and competitive. One of the most crucial efforts to realize Demographic Bonuses into a golden generation in 2045 is through education. Education is a conscious and planned effort to create a learning atmosphere and learning process so that students actively develop their potential to have religious spiritual strength, self-control, personality, intelligence, noble character, and skills needed by themselves and society. Education implies awareness of all parties involved in this nation's awareness to educate each other and provide exemplary to students, so that students grow and develop in a fertile, literate, competent, and characteristic environment. Through education, the potential of students in accordance with their nature is developed based on the foundation they have through learning planned so that they can live properly with the surrounding communities including the world community. The needs and demands of the world community that must be prepared through education to realize the golden generation in the 21st century precisely in 2045 are 21st century skills that are categorized into three broad categories, namely basic literacy, competence, and character quality. 21st century skills will grow and develop in the future generation of gold in 2045 through 21st century skills education.


Keywords


skills education; 21st century; indonesia gold in 204; pendidikan kecakapan; abad ke-21; indonesia emas tahun 2045

Full Text:

PDF

References


Budiningsih, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Higgins, M. (1994). 101 creative problem solving techniques. Winter Park, FL: New Management.

Kemdikbud. (2016). Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kemdikbud. (2016). Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kemdikbud. (2016). Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Ki Hadjar Dewantara. (1967). Bagian I: Pendidikan. Jogjakarta: Taman Siswa.

Moore and Parker. (2012). Critical Thinking. New York: Mc Graw Hill.

New Vision for Education: Fostering Social and Emotional Learning Through Technology, World Economic Forum, 2016.

Quigley, P. (1998). Creativity and computers. Retrieved April 12, 2004, from http://erica.net/edo/ED315063.htm.

Reed, S.K. (2010) Cognition: Theories and Aplications. Canada: Wadsworth Cengage Learning.




DOI: https://doi.org/10.17509/jppd.v6i1.21526

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

indexed By :