Nilai Budaya dalam Kesenian Ronggeng Tayub Kaleran di Desa Mekarsari, Kabupaten Ciamis

Aep Saefurrohman

Abstract


Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kesenian ronggeng tayub kaleran yang berada di Desa Mekarsari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) sejarah dan perkembangan kesenian ronggeng tayub kaleran; 2) proses pertunjukan kesenian ronggeng tayub kaleran; dan 3) nilai budaya yang terdapat dalam kesenian ronggeng tayub kaleran. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif, teknik yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta sumber data penelitian terdiri atas orang (person), tempat (place), dan kertas (paper). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasenian ronggeng tayub kaleran merupakan seni hiburan masyarakat yang hidup dan berkembang di Ciamis Utara, serta mempunyai ciri khas pola pertunjukan berupa gerakan pasangan antara ronggeng dan penari laki-laki. Proses pertunjukan terdiri atas tiga bagian, yaitu prapertunjukan (menyiapkan alat musik gamelan, menyediakan sesajian, kegiatan zikir, tatalu, dan sambutan), berlangsungnya pertunjukan (lagu pembuka, ibing lulugu, tayuban, ibing tambahan, dan lagu penutup), serta pascapertunjukan. Nilai budaya yang terdapat dalam kesenian ronggeng tayub kaleran, yaitu: 1) hakikat hidup yang mengajarkan agar senantiasa berusaha dan berikhtiar untuk kehidupan yang lebih baik; 2) hakikat karya yang menunjukan bahwa kesenian ronggeng tayub kaleran merupakan hasil karya masyarakat Ciamis Utara; 3) hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu yang menunjukkan bahwa kasenian ronggeng tayub kaleran dipergelarkan pada malam hari; 4) hakikat hubungan manusia dengan alam sekitarnya yang menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang lebih mulia daripada makhluk lainnya; serta 5) hakikat hubungan manusa dengan sesamanya, yang menunjukkan bahwa manusia saling membutuhkan dalam menjalankan kehidupannya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai-nilai budaya yang terdapat dalam kesenian ronggeng tayub kaleran dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Keywords


nilai budaya; ronggeng tayub kaleran

Full Text:

PDF

References


Alamsyah Z., & Suherman, A. (2022). Karinding: dari ungkapan hati menjadi karya seni (sebuah tinjauan etnomusikologi). Virtuoso, 5(2), 125-133.

Cahyono, A. (2006). Pola pewarisan nilai-nilai kesenian tayub. Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, 7(1), 25-36.

Caturwati, E. (2006). Perempuan & ronggéng (di tatar Sunda telaahan sejarah budaya). Bandung: Pusat Kajian Lintas Budaya & Pembangunan Berkelanjutan.

Dwiyanti, R., & Suherman, A. (2019). Unsur budaya dalam cerita film cakra buana karya sutradara Massimo Burhanuddin. Lokabasa, 10(2), 204-213.

Gie, T. L. (1996). Filsafat seni. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.

Hernawan, H., Ruhaliah, R., Suherman, A., & Nugraha, H. S. (2019, March). Sundanese Culture-based Ecoliteracy. In Second Conference on Language, Literature, Education, and Culture (ICOLLITE 2018). Atlantis Press.

Koentjaraningrat. (1985). Kebudayaan mentalitas dan pembangunan. Jakarta: Gramedia.

Koentjaraningrat. (1994). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.

Koswara, D., Permana, R., & Suherman, A. (2020). Nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel anak Guha Karang Legok Pari karya Hidayat Susanto. Lokabasa, 11(2), 127-135.

Maladi. (2005). Tayub, antara ritualitas dan sensualitas: erotika petani Jawa memuja Dewi. Semarang: Lengkongcilik Press.

Nurmala, R. T., & Suherman, A. (2021). Aspek sosial dalam kumpulan cerita pendek Layung karya Aam Amilia. Lokabasa, 12(2), 169-180.

Ramlan, L. (2008). Tayub Cirebonan (artefak budaya masyarakat priyayi). Bandung: Sunan Ambu Press - STSI Bandung.

Soedarsono, R. . (1991). Tayub, di akhir abad 20. Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Suherman, A. (2018). Jabar masagi: penguatan karakter bagi generasi milenial berbasis kearifan lokal. Lokabasa, 9(2), 107-113.

Suherti, O. (2018). Gending tari dalam pertunjukan ronggeng tayub di ciamis (Prosiding Seminar Nasional: Pendidikan Karakter dan Industri Kreatif dalam Perspektif Seni Budaya di Era Industri 4.0). Bandung: Sunan Ambu Press.

Sujana, A. (2002). Tayub (kalangenan menak priangan). Bandung: STSI Press Bandung.

Sujana, A. (2012). Pergeseran fungsi dan bentuk ronggéng di Jawa Barat. Pangung: Jurnal Seni Budaya, 22(2), 108-121.




DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v14i1.59846

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 LOKABASA

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.