Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Melalui Desa Fashion di Desa Kali Tengah

katiah katiah, Asep Dahliyana, Mila Karmila

Abstract


Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan perekonomian perlu terus dilakukan, salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan mengembangkan desa fashion berbasis revolusi mental sebagai pusat belajar mahasiswa   yang berada di lokasi Kalitengah kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan pendendekatan kualitatif dengan metode studi kasus mengenai segala sesuai yang terkait dengan desa fashion sebagai desa binaan dari program studi Tata Busana PKK FPTK UPI. Cara mengungkap data pada tahap awal ini dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil yang didapatkan sebanyak empat tokoh masyarakat setempat menyatakan keunggulan Desa Kali Tengah sebagai desa fashion yang dapat dikembangkan dalam rangka inovasi pembelajaran untuk kebutuhan mahasiswa berbasis batik. Berdasarkan hasil analisis, dapat diungkap bahwa pengembangan desa fashion untuk keperluan pembelajaran memerlukan bantuan dari pemerintah dalam rangka menyiapkan supra dan infrastrukturnya.

Full Text:

PDF

References


Agung, A. (2015). Pengembangan Model Wisata Edukasi-Ekonomi berbasis Industri Kreatif Berwawasan Kearifan Lokal Untuk Meningkatka Ekonomi Masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 4, 585-597. Alfitri. (2011). Community Development Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Asa, K. (2000). Batik Pekalongan Dalam Lintasan Sejara. Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan Astuti, N. S. (2016). Strategi pengembangan Potensi Desa Wisata Mangesta Sebagai Desa Wisata Berbasis Ekowisata. Jurnal Sosial dan Humaniora, 6(1), 113-12. Barnard, M. (2011). Fashion Sebagai Komunikasi Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender. Yogyakarta: Jalasutra. Buttolph, A. (2003). The Fashion Book. 180 Varick Street New York, NY 10014. Phaidon Press Inc, Cassirer, E. (1987). Manusia dan Kebudayaan, Sebuah Isei Tentang Manusia. Alih Bahasa Alois A. Nugroho. Jakarta: PT. Gramedia. Creswell, John W., 1994. Research Design : Qualitative & Quantitative Approaches, London: Sage Publications. Diana, P., Suwena, I., & Wijaya, N. (2017). Peran dan Pengembangan Industri Kreatif Dalam Mendukung Pariwisata di Desa Mas dan Desa Peliatan Ubud. Jurnal Analisis Pariwisata, 17(2), 84-92. Frings, G.S.(1982). Fashion from Concept to Consumer - Second Edition. Englewood Cliffs, New Jersey, 07632: Prentice Hall, Inc. Hutabarat, L. F. (2015). Strategi Pengembangan Usaha Kuliner di Kota Malang Berbasis Ekonomi Kreatif. Jurnal Ekonomi Studi Pembangunan (JESP), 7(1), 12-20. Indarmaji, 1983, Seni Kerajinan Batik, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta. John, I.R. (1982). Fashion Design Drawing and Presentation. London: Batsford Academic and Education Ltd. Kamil, A. (2015). Industri Kreatif Indonesia: Pendekatan Analisis Kinerja Industri. Jurnal Media Trend, 10(2), 165-182. Kartasasmita, G. (1997)..Membangun Sumber Daya Sosial Profesional. Disampaikan pada Kongres ke VII HIPIIS Medan, 21 Maret 1997 Mardikanto, T.,dan Soebiato, P (2015). Pemberdayaan Masyarakat dalam Persepektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Mustangin, D.K.,Islami, N.P.,Setyaingrum, B.,Prasetyawati, E. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal melalui Program Desa Wisata di Desa Bumiaji. SOSIOGLOBAL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi. 2 (1), 59-72. Ningsih, C. (2014). Sinergitas Industri kreatif Berbasis Pariwisata Dengan Strategi Pembangunan Industri Nasional Menuju Globalisasi. Jurnal Manajemen Resort & Leisure, 11(1), 59-64. Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019 Poerwanto., Sukirno, Z.L. (2012). Inovasi Produk dan Motif Seni batik Pesisiran sebagai Basis Pengembangan Industri Kreatif dan Kampung Wisata Minat Khusus. Jurnal Al-Azhar Indonesia seri Pranata Sosial. 1 (4), 217-229 Polhemus & Procter. (2011). Fashion and Anti-Fashion, dalam Malcolm Barnard, Fashion Sebagai Komunikasi Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender. Yogyakarta: Jalasutra. Prasetyowibowo, B. (1999). Desain Produk Industri. Bandung: Yayasan Delapan – Sepuluh.

Rakib, M. (2017). Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Penunjang Daya tarik Wisata. Jurnal Kepariwisataan, 1(2), 54-69. Riyanto, A.A. (2003). Teori Busana. Bandung: Yayasan Pembangunan Indonesia. Riyanto, A.A. (2003). Desain Busana. Bandung: Yayasan Pembangunan Indonesia. Seokanto, S. (2004). Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja Graffindo. Sinaga, K., Lubis, S., Sihombing, M., & Dalimunthe, R. (2018). Inklusifisme Dalam Pembangunan Objek Wisata di Pantai-pantai Pasir Putih Kabupaten Samosir. Slamet Riyadi Conference on Public Administration (SRIPA) (hal. 19-24). Surakarta: Universitas Slamet Riyadi. Soemarto, dkk. (2015). Rencana Induk Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia 20162020. Bandung: LPPM UPI. Suryadi, A. (2014). Pendidikan Indonesia Menuju 2025: Outlook: Permasalahan, Tantangan & Alternatif Kebijakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sutardi, A.,Budiasih, E. (2010). Mahasiswa Tidak Memble Siap Ambil Alih Kekuasaan Nasional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo KOMPAS GRAMEDIA. Syaodih, E. (2015). Manajemen Pembangunan Kabupaten dan Kota. Bandung: Aditama. Tirta, I. (2009). Batik Sebuah Lakon. Jakarta: Gaya Favorit Press Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Widayanti, S. (2012). Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan Teoritis. Jurnal Welfare. Vol. 1(1). 87-102




DOI: https://doi.org/10.17509/sosietas.v9i2.22818

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 SOSIETAS

Creative Commons License

This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License