FENOMENA “KUPU-KUPU ABU-ABU” SEBAGAI BENTUK PENYIMPANGAN SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI CIANJUR
Abstract
Penelitian ini mengupas secara mendalam mengenai fenomena kupu-kupu abu-abu yang menjangkit beberapa remaja siswi di Cianjur. Kupu-kupu abu-abu merupakan sebutan bagi gadis remaja berstatus pelajar yang memiliki perilaku menyimpang dimana mereka sering melakukan hubungan seks diluar nikah dengan kekasihnya ataupun laki-laki yang baru dikenal tanpa menuntut bayaran. Melakukan hubungan seks atas dasar kesenangan menjadikannya pembeda antara kupu-kupu abu-abu dengan WTS (Wanita Tuna Susila) pada umumnya. Berbagai macam faktor melatarbelakangi dimulai dari rendahnya tingkat ekonomi, keluarga tidak harmonis, lingkungan, konsumsi minuman keras, hingga faktor paling mengerikan yaitu para pelaku memiliki kelainan seks yang disebut hypersexual. Maka dari itu gadis kupu-kupu abu-abu dalam melakukan hubungan seks tidak meminta bayaran karena yang mereka cari adalah kepuasan.
Kata Kunci : Penyimpangan Sosial, Kupu-kupu Abu-abu.
Full Text:
PDFReferences
Ahmadi, Abu. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Anwar, dan Adang. (2010). Kriminologi. Jakata: PT. Refika Aditana.
Bungin, B. (2012). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Creswell, John W. (2010). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kartono, Kartini. (1981). Patologi Sosial Jilid 1. Depok: Raja Grafindo Persada.
Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Willis, S. (2012). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta
DOI: https://doi.org/10.17509/sosietas.v6i1.2869
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 SOSIETAS
This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License