Peningkatan Koordinasi Mata dan Tangan melalui Keterampilan Kirigami pada Siswa Cerebral Palsy Spastik di SLB D YPAC Bandung

Tressa Thursina Malika, Nia Sutisna

Abstract


Manusia membutuhkan kemampuan motorik untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari, baik itu kemampuan motorik halus maupun motorik kasar. Selain itu, dibutuhkan juga koordinasi anggota tubuh agar dapat melakukan aktivititas sehari-hari. Tanpa koordinasi, seseorang tidak dapat melakukan gerak secara maksimal. Begitu pula yang terjadi pada anak dengan cerebral palsy, salah satu hambatan yang dialaminya adalah dalam aspek koordinasi mata dan tangan. Cerebral palsy merupakan suatu kelainan pada gerak tubuh yang ada hubungannya dengan kerusakan otak yang menetap. Akibatnya otak tidak berkembang, tetapi bukan suatu penyakit yang progresif. Untuk menangani hambatan dalam koordinasi mata dan tangan, pada penelitian ini diberikan intervensi melalui keterampilan kirigami. Kirigami merupakan suatu keterampilan yang berasal dari Jepang, yaitu seni menggunting kertas. Pertama, kertas dilipat terlebih dahulu, kemudian diberi pola sesuai dengan yang diinginkan, lalu guntinglah pola yang telah dibuat tersebut. Langkah terakhir, bukalah kembali secara perlahan lipatan kertas yang telah digunting itu sehingga menghasilkan suatu bentuk yang baru. Penelitian ini dilakukan pada siswa cerebral palsy spastik di SLB D YPAC Bandung yang berinisial S.B. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dengan subjek tunggal atau yang biasa disebut dengan SSR (Single Subject Research). Penelitian ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase baseline 1 (A1), fase intervensi (B) dan fase baseline 2. Target behavior yang diukur mencakup tiga aspek, yaitu melipat kertas, menebalkan pola dan menggunting pola. Setelah diberikan intervensi, hasil yang diperoleh S.B. dalam ketiga aspek ini secara umum terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari mean level pada setiap aspek dan pada setiap fasenya mengalami peningkatan beberapa persen. Namun pada aspek-aspek tertentu seperti menggunting pola garis lengkung dan lingkaran, tidak terjadi peningkatan sama sekali. Berdasarkan perolehan data yang telah dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan koordinasi mata dan tangan secara umum terjadi peningkatan setelah diberikan intervensi melalui keterampilan kirigami.

Keywords


Cerebral Palsy spastik, Koordinasi Mata dan Tangan dan Keterampilan Kirigami

Full Text:

PDF

References


Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arry, U. (2011). Seni Origami dan Kirigami [Online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/26/seni-origami-dan-kirigami-376489.html. [01 September 2013].

Assjari, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunadaksa. Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.

Florence, T. (2006). Kirigami Home Decorations. United States: Tuttle Publishing

Mitarwan, M.Hamid. (2011). Kirigami Bunga, Buah dan Sayuran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Muslim, A . (1996). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tunadaksa. DEPDIKBUD

Sunanto, J. et al. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press

Syaodih-Sukmadinata, N. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya




DOI: https://doi.org/10.17509/jassi.v17i1.7656

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Universitas Pendidikan Indonesia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

JASSI Anakku is published by Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
e-ISSN : 2776-8783
p-ISSN : 1412-9337
View My Stats