POTENSI BAHASA SUNDA DALAM MEMPERKAYA BAHASA INDONESIA
Abstract
Abstrak
Bahasa Indonesia akan senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan penuturnya. Bahasa Indonesia juga banyak menggunakan kosakata dari luar yang dianggap lebih mewakili konsep, gagasan, atau ide tertentu. Bahasa yang menjadi sumber serapan bagi bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu, bahasa daerah lain di Indonesia, atau bahasa asing. Sebagai bahasa daerah dengan penutur yang cukup banyak, bahasa Sunda mempunyai kemantapan, baik dalam korpus (tata bahasa, kamus) maupun dalam pemakaiannya. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kosakata bahasa Sunda yang berpeluang masuk ke dalam bahasa Indonesia, dan (2) karakteristik kosakata tersebut dilihat dari segi makna, kategori, dan bentuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif. Hasil temuan menunjukkan bahwa kosakata bahasa Sunda banyak yang berpeluang menjadi kosakata bahasa Indonesia, terutama kosakata yang memiliki konsep, gagasan, atau ide yang tidak ada dalam bahasa Indonesia, baik menyangkut istilah kekerabatan, berkaitan dengan fisik manusia, nama tumbuhan dan bagiannya, aktivitas badan dan aktivitas sehari-hari, aktivitas terkait benda, rasa sakit, sifat manusia, alam dan keadaan, nama penyakit maupun konsep lainnya yang tidak ada dalam bahas Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya kosakata Sunda yang masuk ke dalam wacana dan menjadi interferensi leksikal (atau harus dimiringkan) dalam media massa berbahasa Indonesia. Selain itu, kosakata yang berkaitan dengan budaya Sunda, seperti nama kesenian, alat musik, tradisi, dan sastra Sunda berpeluang juga menjadi kosakata bahasa Indonesia atau setidaknya menyumbang Kamus Besar Bahasa Indonesia cetakan selanjutnya.
Kata kunci: Bahasa Indonesia, KBBI, kosakata, bahasa Sunda
Abstract
Indonesian will continue to evolve as its speakers grow. Indonesian uses plenty of vocabulary from the outside which is considered to better represent particular concepts or ideas. The languages that have been the sources for borrowing are Malay, regional languages in Indonesia, or foreign languages. As a local language with a significant number of speakers, Sundanese is established, both in the corpus (grammar, dictionaries) as well as in its use. This paper aims to describe (1) Sundanese vocabulary is likely to enter into Indonesian, and (2) the characteristics of such Sundanese vocabulary is likely to enter into Indonesian in its meaning, category and form. The method used in this research is descriptive. A large number of Sundanese words are likely to be the vocabulary of Indonesian, especially those concerning a concept, or an idea that does not exist in Indonesian, e.g. kin terms, human physical nature, names of plants and parts, the activity of the body and everyday activities, activities related to objects, pain, human nature, the nature and circumstances, and names of diseases. This is evidenced in the number of Sundanese vocabulary in Indonesian passages and lexical interferences in Indonesian mass media. Moreover, the vocabulary related to Sundanese culture, such as names of arts, musical instruments, traditions and literary are likely to also be the Indonesian vocabulary and contribute to the next edition of the Great Dictionary of the Indonesian Language.
Keywords: vocabulary, Sundanese, Indonesian, Indonesian dictionaryFull Text:
PDFReferences
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.(2012). Pedoman Umum Pembentukan Istilah. (Cetakan Ketujuh). Jakarta: KDT.
-------------------.(2012). Pengindonesian Kata dan Ungkapan Asing.(Cetakan Kelima). Jakarta: KDT.
Sudaryanto.(1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Sugono, D.(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta: PT Gramedia.
DOI: https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v15i2.1245
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2015 Jurnal Bahasa & Sastra
p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312
JPBS is published by:
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (Faculty of Language and Literature Education), Universitas Pendidikan Indonesia,
in cooperation with
TEFLIN, and APPBIPA