AMBIGUITAS ARUNA DAN PARADOKS CITARASA LIDAHNYA POSKOLONIALITAS NOVEL KULINER LAKSMI PAMUNTJAK
Ary Budiyanto, Latifah Latifah
Abstract
Makanan bukan hanya kebutuhan biologis mendasar manusia, namun juga merupakan situs kebudayaan yang menjadi medan pertarungan kekuasaan, identitas, sosial, dan kelas. Dunia makanan dan kulinernya adalah sebuah diskursus dan metafora kuasa, terlebih di bangsa-bangsa koloni pasca-kolonial. Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak merepresentasikan warisan poskolonial melalui mimikri, hibriditas, dan ambivalensi. Melalui close reading dan pendekatan poskolonial, tampak bahwa sastra kuliner ini menampilkan paradoksial, mengangkat khazanah kuliner lokal tradisional, namun memposisikannya di bawah masakan luar negeri di dalam ambiguitas pribadi Aruna dan ketiga kawannya. Hal ini membentuk citra kuliner lokal sebagai makanan kelas dua, yang berseberangan dengan citra makanan luar negeri yang sehat, bersih, dan berkelas. Sebagai bentuk revolusi mental, inferioritas konstruksi kolonial, terutama bidang kuliner, perlu terus dikritik sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan keragaman budaya Nusantara.
Keywords
sastra kuliner; poskolonial; makanan lokal
DOI:
https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v18i2.15510
Refbacks
There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312
JPBS is published by:
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (Faculty of Language and Literature Education), Universitas Pendidikan Indonesia,
in cooperation with
TEFLIN, and APPBIPA
<div class="statcounter"><a title="Web Analytics" href="http://statcounter.com/" target="_blank"><img class="statcounter" src="//c.statcounter.com/11132350/0/def0e2f0/0/" alt="Web Analytics"></a></div> View My Stats