Foundations of Kurikulum Merdeka development in elementary education (from a philosophical perspective)

Abdul Rahman, Babang Robandi

Abstract


The mismatch of philosophical foundations often causes the ineffectiveness of curriculum implementation. Ideally, the philosophical basis of a curriculum guides its implementation direction. This research examines the philosophical foundation for developing primary education curricula, particularly the Kurikulum Merdeka. The method employed Library Research by sourcing data from nationally and internationally indexed journals. This study is crucial to understanding the philosophical basis underlying the "Kurikulum Merdeka" in primary education. Findings reveal diverse approaches in the learning process, reinforcement of specific values, and a unique focus in preparing students for complex societal life. The Kurikulum Merdeka in basic education is based on various philosophical schools ranging from idealism, realism, pragmatism, existentialism, and perennialism to progressivism, reconstructivism, postmodernism, and humanism in education to create a learning environment that is diverse, responsive, and relevant for students' overall development. By applying these streams, the curriculum aims to create a responsive and holistic learning platform that caters to students' needs in this ever-evolving era.

Abstrak
Ketidakefektifan implementasi kurikulum sering kali disebabkan oleh ketidaksesuaian landasan filosofi yang digunakan. Landasan filosofi sebuah kurikulum memperjelas arah implementasinya. Penelitian ini bertujuan mengamati landasan filosofis yang digunakan dalam pengembangan kurikulum pendidikan dasar, khususnya Kurikulum Merdeka. Metode pada penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dengan pengambilan data dari jurnal yang terindeks nasional dan internasional yang memiliki kaitan dengan Kurikulum Merdeka. Penelitian ini penting untuk memahami dasar filosofis yang melandasi Kurikulum Merdeka pada pendidikan dasar. Hasilnya menunjukkan beragam pendekatan dalam proses pembelajaran, penguatan nilai-nilai khusus, dan fokus unik dalam mempersiapkan siswa menghadapi masyarakat yang kompleks. Kurikulum Merdeka pada pendidikan dasar didasarkan pada berbagai aliran filsafat mulai dari idealisme, realisme, pragmatisme, eksistensialisme, perenialisme, hingga progresivisme, rekonstruktivisme, postmodernisme, dan humanisme dalam pendidikan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang beragam, responsif, dan relevan bagi perkembangan siswa secara menyeluruh. Dengan menerapkan aliran-aliran ini, kurikulum tersebut bertujuan menciptakan platform pembelajaran yang responsif dan holistik bagi kebutuhan siswa di era yang terus berkembang.

Kata Kunci: Landasan filosofis; pengembangan kurikulum; pendididkan dasar

Keywords


Curriculum development; elementary education; philosophical foundation

References


Akhsani, L., Rochmad, R., & Isnarto, I. (2022). Euclid sebagai tokoh aliran humanis dalam perkembangan filsafat dan pembelajaran Matematika. Prisma: Prosiding Seminar Nasional Matematika, 5, 158-161.

Ali, M. (2017). Pemetaan tesis dalam aliran-aliran filsafat hukum dan konsekuensi metodologisnya. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 24(2), 213-231.

Anbiya, B. F. (2020). Filsafat progresivisme dan implikasinya terhadap Pendidikan Kewarganegaraan sebagai general education di Indonesia. Civic-Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKN dan Sosial Budaya, 4(1), 301-311.

Bahri, S. (2019). Pengembangan kurikulum berbasis multikulturalisme di Indonesia (landasan filosofis dan psikologis pengembangan kurikulum berbasis multikulturalisme). Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran, 19(1), 69-88.

Dewantara, A. W. (2022). Pendidikan agama dalam perspektif filsafat idealisme. JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik, 22(1), 20-27.

Ekawati, M., & Yarni, N. (2019). Teori belajar berdasarkan aliran psikologi humanistik dan implikasi pada proses belajar pembelajaran. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 2(2), 266-269.

Fanani, A. (2020). Aliran eksistensialisme dalam pendidikan. JIEGC Journal of Islamic Education Guidance and Counselling, 1(1), 1-8.

Hafidh, M., Yulia, G., AR, F. Y., & Anggraeni, A. (2023). Evolusi teknologi dalam pembelajaran menurut pandangan aliran filsafat rekonstruksionisme. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 24467-24473.

Hilmin, Noviani, D., & Nafisah, A. (2022). Kebijakan pemerintah daerah dalam penerapan kurikulum merdeka. Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora, 2(2), 148-162.

Hunnekuhl, P. (2017). Constituting knowledge: german literature and philosophy between coleridge and crabb robinson. European Romantic Review, 28(1), 51-63.

Ilham, I. (2018). Paradigma postmodernisme; solusi untuk kehidupan sosial?. Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi), 12(1), 1-23.

Indarta, Y., Jalinus, N., Waskito, Dwinggo Samala, A., Rahman Riyanda, A., & Hendri Adi, N. (2022). Relevansi kurikulum merdeka belajar dengan model pembelajaran abad 21 dalam perkembangan era society 5.0. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4, 3011-3024.

Islamy, A. (2021). Landasan filosofis dan corak pendekatan Abdurrahman Wahid tentang implementasi hukum Islam di Indonesia. Al-Adalah: Jurnal Hukum dan Politik Islam, 6(1), 51-73.

Istiqomah, M., Zahru, F. A., & Fadhilaturrahmah, N. W. (2022). Implikasi aliran pragmatisme dalam pendidikan. Media Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran, 16(2), 122-126.

Kaplan, G. (2019). Did schelling live on in catholic theology? An examination of his influence on catholic tübingen. International Journal of Philosophy and Theology, 80(1), 57-70.

Kardiyanto, W. (2019). Seniman pewaris nabi perspektif kesenian profetik dalam seni pertunjukan teater aliran realis. Lakon Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang, 16(1), 73-79

Khair, O. I. (2022). Analisis landasan filosofis, sosiologis dan yuridis pada pembentukan undang-undang ibukota negara. Academia: Jurnal Inovasi Riset Akademik, 2(1), 1-10.

Kurniawan, F. (2019). Pengembangan teori pendidikan Islam perspektif Muhammad Jawwad RIDLA (Religius Konservatif, Religius Rasional, Pragmatis, Instrumental). At-Ta'lim: Media Informasi Pendidikan Islam, 18(1), 223-242.

Kusumawati, I. (2016). Landasan filosofis pengembangan karakter dalam pembentukan karakter. Academy of Education Journal, 7(1), 1-15.

Maskhuroh, L. (2021). Aliran-aliran filsafat barat kontemporer (postmodernisme). Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman, 10(1), 87-99.

Mjør, K. J. (2021). Universalising idealism: The cross-cultural case of russian religious thought. Global Intellectual History, 6(5), 672-689.

Mubin, A. (2019). Refleksi pendidikan filsafat idealisme. Rausyan Fikr: Jurnal Pemikiran dan Pencerahan, 15(2). 25-39

Muslim, A. (2023). Landasan filsafat idealisme dan implementasi kurikulum merdeka belajar. JETISH: Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health, 1(1), 34-40.

Mubarok, A. A., Aminah, S., Sukamto, S., Suherman, D., & Berlian, U. C. (2021). Landasan pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia. Jurnal Dirosah Islamiyah, 3(1), 103-125.

Mustaghfiroh, S. (2020). Konsep “merdeka belajar” perspektif aliran progresivisme john dewey. Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, 3(1), 141-147.

Nasikin, M., & Khojir, K. (2021). Rekonstruksi pendidikan Islam di era society 5.0. Cross-border, 4(2), 706-722.

Purwati, I., & Fauziati, E. (2022). Pendidikan karakter religius sekolah dasar dalam perspektif filsafat idealisme. Elementa: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(1). 1-8

Qolbi, S. K., & Hamami, T. (2021). Impelementasi asas-asas pengembangan kurikulum terhadap pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 1120-1132.

Rahman Prasetyo, A., & Hamami, T. (2020). Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan, 8(1). 42-55

Sari, H. (2020). Aliran realisme dalam karya sastra Arab. Diwan: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 12(1), 1-14.

Suryaman, M. (2020). Orientasi pengembangan kurikulum merdeka belajar. Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra, 1(1), 13-28.

Syuhada, O. (2019). Perkawinan sejenis dalam presfektif aliran eksistensialisme dikaitkan dengan hak asasi manusia. De Lega Lata: Jurnal Ilmu Hukum, 4(1), 87-102.

Thao, L. T., Thuy, P. T., Thi, N. A., Yen, P. H., Thu, H. T. A., & Tra, N. H. (2023). An insight into reflective teaching levels of Vietnamese EFL teachers in a premier language center. Cogent Education, 10(2). 1-16.

Undari, M. (2022). Pandangan aliran rekonstruksionisme terhadap gaya belajar dalam penerapan kurikulum merdeka. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(2), 1252-1261.

Vorozhikhina, K. V. (2019). The philosopher’s “cursed chance”: Lev Shestov and Varvara Malakhieva-Mirovich. Russian Studies in Philosophy, 57(4), 365-377.

Wahid, L. A. (2022). Filsafat eksistensialisme martin heidegger dan pendidikan perspektif eksistensialisme. Pandawa, 4(1), 1-13.

Yuhastina, Y., Parahita, B. N., Astutik, D., Ghufronudin, G., & Purwanto, D. (2020). Sociology teachers’ opportunities and challenges in facing “merdeka belajar” curriculum in the fourth industrial revolution (industry 4.0). Society, 8(2), 732-753.




DOI: https://doi.org/10.17509/jik.v21i1.65859

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Abdul Rahman

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Inovasi Kurikulum
Published by Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)
in collaboration with Curriculum Development Study Program
Faculty of Education - Universitas Pendidikan Indonesia
Gedung FIP UPI Lt. 9 Jl. Dr. Setiabudhi Bandung 40154


Indexed By:

SINTA   GARUDA   Crossref      DOAJ DIMENSIONS Indonesia One Search BASE   ROAD

Google Scholar

Google Scholar p. ISSN 1829-6750 | Google Scholar e. ISSN 2798-1363