PENGGUNAAN BAHASA SUNDA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA KONSERVASI BUDAYA

Marlia Marlia

Abstract


Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya indikasi keterancaman punahnya bahasa Sunda di lingkungan keluarga Sunda. Kajian ini bertujuan mendeskripsikan dominansi penggunaan bahasa Sunda, eksistensi bahasa Sunda di lingkungan keluarga Sunda, dan solusi yang dapat dilakukan guna melestarikan bahasa Sunda di lingkungan keluarga Sunda. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dengan google form. Jumlah informan yang merespons selama dua pekan sebanyak 102 orang. Adapun hasil penelitiannya adalah dominansi penggunaan bahasa Sunda di lingkungan keluarga Sunda masih mendominasi dibandingkan dengan penggunaan bahasa Indonesia ataupun bahasa campuran (Sunda/Jawa-Indonesia); eksistensi penggunaan bahasa Sunda di lingkungan keluarga Sunda masih terlihat aktif terbukti dengan penggunaannya di berbagai kalangan dan usia dengan persentase yang lebih besar daripada penggunaan bahasa Indonesia/campuran; solusi untuk konservasi bahasa Sunda di lingkungan keluarga Sunda adalah melalui peran orang tua dalam memperkenalkan dan menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu serta membangun kesadaran kepada anak-anaknya akan pentingnya pelestarian bahasa sehingga anak-anak dapat terbiasa dan tidak merasa malu dalam menggunakan bahasa Sunda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahasa Sunda merupakan warisan budaya yang wajib dilestarikan secara turun-temurun dengan diawali di lingkungan keluarga sehingga konservasi bahasa daerah dapat terjaga.

 

Kata kunci: konservasi bahasa daerah, bahasa Sunda, lingkungan keluarga.

 

Abstract

This research arose from a threat of the loss of Sundanese language in Sundanese family environment. This study aims to describe the dominance of the use of Sundanese, the existence of Sundanese in Sundanese family, and solutions to preserve the language in the Sundanese family. Research method used was descriptive qualitative. Data was obtained through a questionnaire distributed using Google form. The number of respondents in two weeks was 102 people. The results of the research are the use of Sundanese in Sundanese family environment is still more dominant than the use of Indonesian or mixed languages (Sundanese/Javanese-Indonesian) in family communication; the use of Sundanese in Sundanese family environment still exists and is active since the percentage of its use in various circles and ages had a greater percentage than the use of Indonesian/mixed languages. A solution to conserve Sundanese in Sundanese family environment is by having parents introduce and use Sundanese as their mother tongue, and build awareness to their children about the importance of language preservation, so that children can be familiar with the language and do not feel ashamed at using it. It can be concluded that Sundanese is a cultural heritage that must be preserved from one generation to another, starting in the family environment to maintain the conservation of local languages.

 

Keywords: local language conservation, Sundanese, family environment.


Keywords


konservasi bahasa daerah, bahasa Sunda, lingkungan keluarga

References


Aitchison, Jean. (1981). Language Change: Progress or Decay. Bungay, Suffolk: The Chaucer Press.

Alwasilah, A. Chaedar. (2006). Pokoknya Sunda : Interprestasi Untuk Aksi. Bandung : Kiblat.

Alwi, Hasan dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

AyoTasik.com. (2020). Bahasa Sunda Bisa Punah karena Kesungkanan Berbahasa. Tersedia di https://www.ayotasik.com/read/2020/02/20/4435/bahasa-sunda-bisa-punah-karena-kesungkanan-berbahasa. Diakses 01 Juni 2020.

Bungin, Burhan. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Crystal, David. (1990). Language Death. Great Britain: Cambridge University Press.

Dardjowidjojo, S. (2008). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Firdaus, A. dan Setiadi, D. (2015) Pelestarian Bahasa Daerah (Sunda) dalam Upaya Mengokohkan Kebudayaan Nasional. In: Seminar Nasional : Pertemuan Ilmiah Bahasa Sastra Indonesia (PIBSI) XXXVII, 2-3 Oktober 2015, Yogyakarta.

Gumpersz, J. (1968). “The Speech Community”. Dalam Giglioli (Ed.). (1990). Language and Social Context. London: Pinguin Books.

Herdiana, I. (2011). Pemakai Bahasa Sunda Tinggal 43%. Tersedia di: https://news.okezone.com/read/2011/11/23/447/533367/pemakai-bahasa-sunda-tinggal-43. Diakses 22 Mei 2020.

Ismadi H.D. (2020). Kebijakan Pelindungan Bahasa Daerah dalam Perubahan Kebudayaan Indonesia. Tersedia di: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/2542/kebijakan-pelindungan-bahasa-daerah-dalam-perubahan-kebudayaan-indonesia. Diakses 22 Mei 2020.

Isnendes, R. dan Firmansyah, U. (2013). Masyarakat Sunda dalam Sastra: Komparasi Moralitas dan Kepribadian. Lokabasa. Vol.4, No.1, p. 85-93.

Kemdikbud. (2016). KBBI V 0.2.1 Beta (21). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud RI.

Kridalaksana, H. (2011). Kamus Linguistik. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Krishandini D. dan Wahyuni E.S. (2019). A Portrait of Sundanese Maintenance in Multilingual Learning in Bogor. Litera. Vol. 18, No.2, p. 262-274.

Kushartanti, dkk. (2009). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lauder, Multamia R.M.T. (2004). Optimalisasi Bahasa Indonesia Berbasis Korpus Linguistik. Makalah Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXVI, Universitas Muhammadiyah, Poerwokerto 4-5 Oktober 2004.

Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

PP Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia.

Ranjabar, Jacobus. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar. Bogor: PT Ghalia Indonesia.

Ristiana dan Ahmad. (2019). Pelestarian Bahasa-Sastra Sunda oleh Paguyuban Sastrawati Sunda Patrem (1982-2018). Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah. Vol. 3, No.2, p. 167-182.

Republika.co.id. (2013). Bahasa Sunda Terancam Punah? Tersedia di: https://republika.co.id/berita/ms4nkw/bahasa-sunda-terancam-punah. Diakses 22 Mei 2020.

Satiadarma, Monty P. (2001). Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak: Dampak Pygmalion di dalam Keluarga. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Sibarani, Robert. (2004). Antropolinguistik. Medan: Penerbit Poda.

Sobarna, Cece. (2007). Bahasa Sunda di Ambang Pintu Kematiankah? Makara, Sosial Humaniora. Vol. 11, No.1, p. 13-17.

Sudarma, T.F.D. dkk. (2018). Upaya Pemertahanan Bahasa-Budaya Sunda di Tengah Pengaruh Globalisasi. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Unpad. Vol. 2, No.12, p. 1036-1038.

Sudaryanto, S. (2017). Kamus Umum Bahasa dan Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Samudra Biru.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tampubolon, Daulat P. (1999). Gejala-gejala Kematian Bahasa: Suatu Observasi Ragam Politik Orde Baru. Dalam Soenjono Dardjowidjojo & Yasir Nasanius (Ed.). PELLBA 12: 1-39. Jakarta: Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Wahya. (2011). Perencanaan Bahasa Sunda ke Depan untuk Mendukung Bahasa Sunda sebagai Media Transformasi Budaya Sunda. Makalah dalam Seminar Internasional Reformasi dan Transformasi Kebudayaan Sunda di Jatinangor, Sumedang pada 9—10 Februari. http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Perencanaan_Bahasa_Sunda.pdf.

Weinreich, Uriel. (1968). Language Contact: Findings and Problems. The Houge: Mouton.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lisensi Creative Commons
Karya ini dilisensikan di bawah  Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.