Konsumsi Pangan Kaya Besi Hem untuk Mencegah Anemi pada Balita Stunting
Abstract
Kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu indikator untuk mengukur kemajuan suatu bangsa, sehingga Indonesia menempatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai isu, program dan strategi pembangunan yang utama. Balita dengan anemia akan menjadi stunting, menjadi bagian dari sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan sasaran pembangunan SDM. Anemia dapat dicegah dengan memprioritaskan asupan dari pangan kaya besi hem yang diperoleh dari protein hewani. Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat dengan kebiasaan makan masyarakat cenderung didominasi oleh pangan nabati. Berdasarkan hal tersebut, kami melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat skema Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat (PbM-PPKM) Promosi Konsumsi Pangan Kaya Besi Hem untuk Mencegah Anemia pada Balita Stunting. Promosi pangan kaya besi hem merupakan upaya untuk mencegah agar balita tidak menderita anemia. Pelaksanaan kegiatan PbM-PPKM bekerjasama dengan dua Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya yaitu Posyandu Cempaka dan Edelweis sebagai mitra. Upaya pencegahan terjadinya anemi pada balita yang dilakukan adalah berbagi cerita asupan besi hem pada balita melalui metode pemicuan, promosi makanan kaya besi hem, dan demonstrasi penyusunan menu makanan kaya besi hem. Pengabdian sudah dilaksanakan dengan dilakukan sebelumnya ada pre-test dengan hasil rata-rata skor 3,8 dan post test dengan nilai 4,7 dari 5.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Akbar, I., & Huriah, T. (2022). Community based intervention for the prevention of stunting in children age 6–59 months: A systematic review. International Journal of Health Sciences, 6(Supplement 1), 6642–6652. https://doi.org/10.53730/ijhs.v6nS1.6418
Gedfie, S., Getawa, S., & Melku, M. (2022). Prevalence and associated factors of iron deficiency and iron deficiency anemia among under-5 children: A systematic review and meta-analysis. Global Pediatric Health, 9. https://doi.org/10.1177/2333794X221110860
Gibson, R. S., Perlas, L. A., & Hotz, C. (2010). Improving the bioavailability of nutrients in plant foods at the household level. Proceedings of the Nutrition Society, 65(2), 160–168. https://doi.org/10.1079/PNS2006489
Hakam, L. I. (2022). Analisis bibliometrik perkembangan penelitian kewirausahaan pada ekonomi digital. Jurnal Pendidikan Ekonomi Indonesia, 4(2), 97–116. https://doi.org/10.17509/jpei.v4i2.53182
Hakam, L. I., Ahman, E., Disman, D., Mulyadi, H., & Hakam, D. F. (2023). Exploring trends in innovation within digital economy research: A scientometric analysis. Economies, 11(11), 269. https://doi.org/10.3390/economies11110269
Hurrell, R., & Egli, I. (2010). Iron bioavailability and dietary reference values. The American Journal of Clinical Nutrition, 91(5), 1461S–1467S. https://doi.org/10.3945/ajcn.2010.28674F
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja dan wanita usia subur. Direktorat Gizi Masyarakat.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Laporan nasional status gizi Indonesia tahun 2022.
Landry Meyer, L., Bae, S. Y., Zibbel, J., Peet, S., & Wooldridge, D. G. (2019). Transformative Learning: From Theory to Practice. International Journal of Adult Vocational Education and Technology, 10(4), 1–15. https://doi.org/10.4018/IJAVET.2019100101
Lopez, A., Cacoub, P., Macdougall, I. C., & Peyrin-Biroulet, L. (2016). Iron deficiency anaemia. The Lancet, 387(10021), 907–916. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(15)60865-0
Nguyen, P. H., et al. (2020). Nutrition-sensitive interventions and maternal–child dietary practices. Maternal & Child Nutrition, 16(2), e12945. https://doi.org/10.1111/mcn.12945
Oktarina, C., Dilantika, C., Sitorus, N. L., & Basrowi, R. W. (2024).
Relationship between iron deficiency anemia and stunting in pediatric populations in developing countries: A systematic review and meta analysis. Children, 11(10), 1268. https://doi.org/10.3390/children11101268
Pelto, G. H., & Armar-Klemesu, M. (2011). Balancing nurturance, cost and time. Maternal & Child Nutrition, 7(S3), 66–81. https://doi.org/10.1111/j.1740-8709.2011.00352.x
Purnami, G. M., Praba, K. D., Fauziah, I. L., Dewi, M. M., Judistiani, R. T. D., & Setiabudiawan, B. (2023). Anemia prevalence, characteristics, and hematological profile among stunted children under 2 years old in Bandung Regency, West Java, Indonesia. Journal of Child Science, 13(1), e75–e84. https://doi.org/10.1055/s-0043-1769483
Rachmah, Q., et al. (2020). Zat besi heme dan non-heme pada pola konsumsi masyarakat Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan, 15(1), 45–52. https://doi.org/10.25182/jgp.2020.15.1.45-52
Rahfiludin, M. Z., Arso, S. P., Joko, T., et al. (2021). Plant-based diet and iron deficiency anemia in Sundanese adolescent girls. Journal of Nutrition and Metabolism, 2021. https://doi.org/10.1155/2021/6469883
Stone, G. A., & Duffy, L. N. (2015). Transformative Learning Theory: A Systematic Review of Travel and Tourism Scholarship. Journal of Teaching in Travel & Tourism, 15(3), 204–224. https://doi.org/10.1080/15313220.2015.1059305
Sudarma, I. M., Wibawa, D. S., & Kartika, A. (2022). Tradisi dan pola konsumsi pangan lokal: Antara ketahanan pangan dan tantangan gizi. Jurnal Antropologi Indonesia, 43(1), 32–47. https://doi.org/10.7454/jai.v43i1.1020
Victora, C. G., Adair, L., Fall, C., et al. (2008). Maternal and child undernutrition: Consequences for adult health and human capital. The Lancet, 371(9609), 340–357. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(07)61692-4
World Health Organization. (2020). Stunting policy brief.
DOI: https://doi.org/10.17509/pdpm.v5i1.63207
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Jurnal Pasca Dharma Pengabdian Masyarakat
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.