PERBANDINGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME ANTARA ATLET KATA DAN KUMITE CABANG OLAHRAGA KARATE

Ramadhansyah Abdan Syaquro, , Badruzaman

Sari


Karate merupakan olahraga prestasi yang sangat terkenal, terbagi oleh dua kelas kata dan kumite. Whole body reaction time test dan anticipation reaction time adalah kebutuhan dasar reaksi yang harus dimiliki seorang atlet karate, peneliti ingin membuktikan whole body reaction dan anticipation reaction time atlet kumite lebih baik dari atlet kata tersebut benar adanya atau tidak, dikarenakan berpengaruh terhadap program latihan yang diberikan kepada atlet. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan whole body reaction time dan anticipation reaction time atlet kumite lebih baik dari atlet kata. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Sample penelitian berjumlah 10 atlet karate kata dan 10 atlet karate kumite dengan teknik pengambilan sampling menggunakan teknik sampling jenuh. Hasil penelitian ini dianalisis dengan bantuan spss ver.21 menunjukkan data whole body reaction time nilai f = 4,508 dan sig. 0,059 > 0,05 maka H0 diterima dan dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan hasil kecepatan whole body reaction time test dengan atlet kata dan kumite cabang olahraga karate, sedangkan data anticipation reaction time nilai f = 1,787 dan sig. 0,198 > 0,05 maka H0 diterima dan dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan hasil kecepatan anticipation reaction time test dengan atlet kata dan kumite cabang olahraga karate.


Kata Kunci


whole body reaction, anticipation reaction, kata, kumite.

Teks Lengkap:

PDF (English)

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Ajay M. Gavkare, dkk (2013) . Auditory Reaction Time, Visual Reaction Time and Whole Body Reaction Time in Athletes. Indian Medical Gazette. Hlm. 214 - 218

Croft Ashley. (2009). Intermediate Shotokan karate Unravelling the Brown Belt and First Black Belt Kata. Ramsbury: The Crowood Perss Ltd.

Coskun , B . dkk (2014) . The Comparison of reaction times of karate athlete aaccording to age, gender, and status. Journal Science, Movement, and Healt, 14(2).hlm. 97 – 101

Dawes Jay, dkk (2012) . Developing Agility And Quickness. Amerika Serikat ; National Strength and Conditioning Association.

Giriwijoyo. H.Y.S Santosa (2010) Fisiologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Imanudin,Iman. (2014). Modul Mata Kuliah Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Koropanovski , N. dkk (2011). Anthopometric and physical performance profile of elite karate kumite and kata competitors. Journal of Human Kinetics, 30/2011, hlm. 107 -114.

Erickson,Kevin. (2015). Perbandingan Kecepatan Reaksi dan Antisipasi Reaksi pada Penjaga Gawang Olahraga Sepakbola dan Futsal. Bandung: UPI.

Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan; Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta; PT Rajagrafindi Persada

Leila Nuri . dkk (2013) Reaction time and anticipatory skill of athletes in open and closed skill-dominated sport. European Journal of Sport Science. 13(5). Hlm. 431 – 436.

Mori, S., Ohtani, Y., & Jmanaka, K. (2002). Reaction times and anticipatory skills of karate athletes. Human Movement Science. 21(2). Hlm. 213 – 230.

Nagamine Shoshin. (1976). The Essence of Okinawan Karate, (edisi keenambelas). Tokyo: The Charlie E. Tuttlt Company, Inc.

Nakayama Masatoshi. (1978). Best Karate kumite Vol.1. Tokyo: Kodansha International Ltd.

Permatasari, N.K.T. (2015). Pengembangan Alat Ukur Waktu Reaksi Tangan Berbasis MicroController. Bandung : UPI

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Yazid, Sidik. (2015). Hubungan Konsentrasi Dengan Hasil Pukulan Jarak Jauh (Long Stroking) pada Cabang Olahraga WoodBall. Bandung: UPI

Sugiyono (2014) : Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta




DOI: https://doi.org/10.17509/jtikor.v1i2.2678

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##