PENGARUH GOOGLE CLASSROOM, GAYA BELAJAR, DAN GENDER TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DALAM MATA KULIAH BAHASA INGGRIS

Abstract

This study explores how the use of Google Classroom, students’ learning styles, and gender relate to academic achievement among 48 students (37 females, 11 males) in the English class at STT Immanuel Sintang. The analysis using ANOVA showed that Google Classroom use did not significantly affect grades (p = 0.15). Similarly, Chi-Square tests found no meaningful link between learning styles and academic performance (p = 0.88), nor between gender and achievement (p = 0.20). Contrary to common expectations that technology and personalized learning play major roles in student success, this research highlights a gap — these factors alone don’t explain the academic outcomes here. This suggests that other elements, such as motivation or teaching quality, may have greater influence. The findings emphasize that technology and understanding learning preferences must be paired with effective teaching methods that truly meet students’ needs. The study recommends better student training and adaptive strategies, and calls for broader future research to uncover deeper factors behind academic performance. 

Penelitian ini mengkaji bagaimana pemanfaatan Google Classroom, gaya belajar mahasiswa, dan gender berhubungan dengan prestasi akademik dari 48 mahasiswa (37 perempuan, 11 laki-laki) pada mata kuliah Bahasa Inggris di STT Immanuel Sintang. Analisis menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa penggunaan Google Classroom tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai (p = 0,15). Begitu pula, uji Chi-Square menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya belajar dan prestasi akademik (p = 0,88), maupun antara gender dan prestasi (p = 0,20). Berbeda dengan anggapan umum bahwa teknologi dan pembelajaran personal memiliki peran utama dalam keberhasilan mahasiswa, penelitian ini menunjukkan adanya kesenjangan—faktor-faktor tersebut saja belum cukup untuk menjelaskan prestasi akademik di sini. Hal ini menandakan bahwa faktor lain seperti motivasi atau kualitas pengajaran mungkin lebih berperan. Temuan ini menegaskan pentingnya tidak hanya pemanfaatan teknologi dan pemahaman gaya belajar, tapi juga metode pengajaran yang efektif sesuai kebutuhan mahasiswa. Penelitian ini merekomendasikan pelatihan yang lebih baik dan strategi pengajaran yang fleksibel, serta mengajak penelitian lanjutan dengan sampel lebih luas untuk mengungkap faktor-faktor yang lebih mendalam.