KELEMAHAN DAN KEUNGULAN IMPLEMENTASI AUTHENTIC ASSESMENT DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Wini Mustikarani, Mamat Ruhimat

Abstract


Tulisan ini mendeskripsikan pengertian, jenis serta kelemahan dan keunggulan dari Authentic Assesment Dalam Pembelajaran Geografi. Metode penulisan yang digunakan studi kepustakaan (library research)dari sumber dan hasil penelitian yang relevan. Authentik Assesment merupakan suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran berupa produk-produk dan kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, pencapaian, prestasi, motivasi dan sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran geografi di kelas. Jenis dari Authentik Assesment meliputi Assesment Kinerja, Fortopolio, dan Diri siswa. Kelebihan Authentik Assesment meliputi Guru mampu mengetahui kelebihan dan kelemahan dari siswa dalam pemahaman lithosfer, dapat menggambarkan pencapaian seorang siswa, meningkatkan proses belajar mengajar, siswa lebih jelas mengetahui kewajiban-kewajiban untuk menguasai tugas-tugas. Kelemahan dari Authentic Assesment : biaya asesmen otentik lebih banyak dibanding tes-tes standar, menuntut untuk mengembangkan pendidikan dan profesionalitas, tidak dapat memperlihatkan trend-trend jangka panjang seperti tes-tes standar, memiliki bias di pihak penilai dan waktu yang diperlukan dalam proses pemahaman materi lithosfer cenderung lebih banyak.

Keywords


Authentic Assesment; Kelemahan dan Keunggulan; Pembelajaran Geografi.

References


Brown, M.M (2014). Teknology Diffusion adn The “Knowledgee Barrier”: The Dilemma Of Stakeholder Participation, 26(4), 345-359.

Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Kusmijati, Neneng. (2014). Penerapan Penilaian Autentik Sebagai Upaya Memotivasi Belajar Peserta Didik hal: Penerapan Penilaian Autentik Sebagai Upaya Memotivasi Belajar Peserta Didik Hal 55-62. ISBN 978-602-14930-3-8. Tersedia di http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/23/jhptump-ump-gdl-nenengkusm-1139-3-a-04ne-).pdf.

Maryani, E. (2016). Pendidikan Geografi Sebagai Perekat Kebhinekaan Untuk Menuju Kesatuan Bangsa Indonesia. Disampaikan pada Seminar Nasional di Yogyakarta.

Sukmadinata, dan Nana Saodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Uno, Hamzah B. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyuni, Esa Nur dan Baharuddin. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Johnson Elaine B. (2002). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: MLC.

Zahrok, Siti. (2009). Assesment Authentik Dalam Pembelajaran Bahasa hal 166-180.Jurnal Sosial Humaniora, Vol 2 No 2, 2009. Tersedia http://oaji.net/articles/2017/5501-1505891522.pdf.




DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v18i2.13526

DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.17509/gea.v18i2.13526.g7976

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Wini Mustikarani, Mamat Ruhimat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.