FILOSOFI HIDUP SEBAGAI BASIS KEARIFAN LOKAL

Hermanto Hermanto

Abstract


Tujuan penelitian untuk memahami sistem sosial-budaya Masyarakat Kasepuhan di Kabupaten Sukabumi. Penelitian bersifat deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif dengan metoda etnografi dan metoda fenomenologi, teknik pengumpulan data melalui wawancara secara mendalam, observasi patisipasi dan studi dokumentasi. Informan dipilih secara purposive dengan kriteria informan awal (pokok) dan informan yang ditunjuk (pangkal). Hasil penelitian menunjukan filosofi hidup yang dilandasi doktrin “Pancer pangawinan” yaitu mempersatukan manusa jeung kemanusaanna (manusia dan kemanusiaannya) pembinaan moral “Ngaji diri”(mawas diri) tercermin dalam semboyan “Tilu sapamulu, dua sakarupa nu hiji eta keneh”mempunyai arti; tiga kesesuaian/menyatu, dua serupa dan yang satu itu juga, pilar kehidupan tekad, ucap jeung lampah (kemauan/niat, perkataan dan perilaku), nyanghulu ka hukum nyanghunjar ka nagara mufakat kudu sarerea (taat pada hukum dan berlindung pada negara mufakan harus keseluruhan)yang tercermin dalam sistem kepercayaan, kemasyarakatan dan kelembagaan sebagai tatali paranti karuhun mampu mempertahankan kearifan lokal mereka. Perubahan nilai-nilaisosial budaya masyarakat Kasepuhan lebih bersifat pragmatis dalam meningkatkan kualitas hidup sedangkan tatali paranti karuhun, agama dan nagara tetap berada pada kerangka ideologis.

 

Kata kunci: Filososfi hidup, sistem sosial-budaya dan kearifan lokal.


References


Adimihardja, K. (1992). Kasepuhan yang Tumbuh di atas Tanah yangLuruh: Pengelolaan Lingkungan Secara Tradisional di Kawasan Gunung Halimun Jawa Barat. Bandung: Tarsito.

_______, (2004).Pola Kampung dan Arsitektur Rumah Warga Kasepuhan, Jawa Barat. Bandung: Pusaka Kajian LBPB.

______, (2008).Dinamika Budaya Lokal. Bandung: Pustaka Kajian LBPB.

Al Wasilah,Chaedar.A. dkk. (2009). Etnopedagogi: Landasan Praktek Pendidikan dan Pendidikan Guru. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Bungin, B. (Edt). (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

FaizaL.(2003). http://www.papuaindependent.comdi unduh 25 Desember 2009.

Geertz, Clifford. (1973). The Interpretation of Cultures: Selected Essays. New York. ISBN 978-0-465-09719-7

Gobyah, I.Ketut. (2003). http://www.balipos.co.idGobyah 2003 diunduh 24 September 2009.

Iskandar Johan. (2008). Membangun Kembali Kearifan Masyarakat dalam Mengelola Sistem Agrofoestry Tradisional Talun di Jawa Barat dalam Upaya Pelestarian Hutan, [www. Kabarindonesia .com].

Hanafi Imam dkk. (2004). Nyoreang Alam Ka Tukang Nyawang Anu Bakal Datang (Penelusuran Pergulatan di Kawasan Halimun Jawa Barat Banten). Bogor : The Indonesian institute for forest and Environment (RMI).

Kamil Pasya, Gurniwan R. (1994). Perubahan Sosial Masyarakat Baduy dan Perwujudannya dalam Kehidupan Keluarga di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Banten. Tesis Magister pada PPS UNPAD Bandung: tidak diterbitkan.

______. (2005). Strategi Hidup Komunitas Baduy di Kabupaten Lebak Banten. Disertasi. Ilmu Sosial PPS-UNPAD Bandung: tidak diterbitkan.

Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan ke-6. Jakarta: Aksara Baru.

-----------. (1993). Dinamika Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kusdinar, Aan. (2004). “Kebijakan Pemerintah Kabupaten Lebak dalam Penanganan Komunitas Adat Terpencil Baduy”. Seminar Pengembangan Kawasan Tertinggal Berbasis Komunitas Adat Terpencil, Jakarta: Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal Bappenas.

Miles, M.B dan Huberman, A.M. (1992).Analisis Data Kualitatif.Jakarta: UI Press.

Muhadjir,Noeng. (1990). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarakin.

Munandar Soelaiman,M. (1998). Dinamika Masyarakat Transisi. Yogyakarta: Cetakan 1 Pustaka Pelajar.

Nurjaya. (2006). Kearifan Lokal Mayarakat Lampung. Lampung: Unla.

Nuryanto dkk. (2008). Kajian Pola Kampung dan Rumah Tinggal Warga Kasepuhan Banten Kidul di Sukabumi Jawa Barat. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Ridwan, Nurma Ali. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal,Jurnal Studi Islam dan Budaya, Vol 5 No.1 Janauari Juni 2007.

Ridwan. Nurma A. (2007). Landasan Kearifan Lokal. P3M STAIN Purwokerto | Ibda` | Vol. 5 | No. 1 | Jan-Jun 2007 |27-38 http://ibda.files.wordpress.com/2008/04/2-landasan-keilmuan kearifan-lokal.pdf.

Riyadi, B. (2008). Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bandung: Grafindo.

Rohaedi, Ayat. (1986). Kepribadian Bangsa (Local Genius) Jakarta: Pustaka Jaya.

Sartini, (2004).Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat, Agustus 2004, Jilid 37, Nomor 2. Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM.

Setiono K. (2002). “Pengembangan Psikologi Indigenous di Indonesia”, dalam Jurnal Ilmiah Psikologi: Kognisi UMS. Vol. 6, Nomor 2 Nopember 2002.

Sukirman, Oki. (2008). Revolusi Paradigma atas Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius.

________. (1981). Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Titus, Smith Nolan. (1984). Living Issues in Philosophy. (terj) Rasyidi: Persoalan-persoalan Filsafa. Jakarta: Grafindo.




DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v12i1.2593

DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.17509/gea.v12i1.2593.g1724

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Hermanto Hermanto



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.