Budaya Lokal Sebagai Unsur Pembentuk Branding Kabupaten Tasikmalaya

Yopi Samsul Arifin, Agung Eko Budiwaspada

Abstract


Branding suatu wilayah saat ini berjalan sangat dinamis, kompetitif dan penting. Para pemimpin daerah berusaha tampil lebih menonjol dari kompetitor mereka, berusaha mencitrakan wilayahnya sebaik mungkin dengan menerapkan strategi branding. Strategi tersebut salah satunya dengan branding kota sebagai upaya membentuk citra dan daya saing kota. Kebutuhan akan brand suatu daerah menjadi penting karena dapat membangun positioning dan citra yang kuat. Beberapa kota di Indonesia saat ini sudah mulai berlomba melakukan kegiatan branding untuk daerahnya masing-masing termasuk Kabupaten Tasikmalaya. Namun berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu branding yang dilakukan Kabupaten Tasikmalaya dan beberapa kota di Indonesia dinilai tidak berhasil mencapai tujuan utama dari branding kota dan hanya berujung pada sebuah logo dan tagline saja. Ketidakberhasilan ini dipicu oleh beberapa faktor seperti kurangnya riset mendalam, memiliki konsep yang mirip dengan daerah lain, kurang melibatkan masyarakat lokal dan cenderung hanya dijadikan proyek Pemerintah Daerah yang tidak jelas kelanjutannya. Beberapa di antaranya juga disebabkan karena tidak adanya karakter yang kuat sebagai benang merah desain dari branding daerah tersebut. Penelitian ini berupaya mengidentifikasi dan menganalisis kebudayaan lokal dari suatu daerah yang paling tepat untuk dijadikan sebagai unsur pembentuk branding daerah tersebut dengan luaran terciptanya sebuah metode pemilihan dan penentuan unsur branding sebuah daerah dalam upaya pembentukan citra dan positioning kota tersebut. Penelitian ini menggunakan embeeded mixed method design, sebuah metode yang melibatkan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan membuat kuisioner tentang persepsi awal masyarakat umum terhadap kabupaten Tasikmalaya, setelah data tersebut tekumpul kemudian dilakukan verifikasi melalui wawancara dengan pihak pemerintah kabupaten dan budayawan. Setelah terjalin persamaan persepsi antar stakeholder. Tahap selanjutnya dilakukan analisis terhadap metode penentuan budaya lokal apa yang paling cocok untuk mencerminkan Tasikmalaya berdasarkan teori penentuan big idea sebuah brand Alina Wheeler. Dari hasil analisis ditemukan jika budaya lokal yang dinilai sangat mencerminkan kabupaten Tasikmalaya adalah kerajinan tangan anyam. Anyaman dipilih atas dasar nilai historis yang sangat panjang. Selain itu, anyaman mendong dan pandan menjadi produk unggulan Tasikmalaya yang ditemukan pertama kali oleh pengrajin Singaparna.

Keywords


branding kota; budaya lokal; kabupaten Tasikmalaya

References


Aaker, J. L. (1997). Dimensions of brand personality, Journal of marketing research, 347-356.

Amatyakul, S. dan Polyorat, K. (2016). City branding personality: The application of brand personality concept in the city context, Review of Integratif Business and Economics Research, 108-121.

Anholt, S. (2007). Competitive Identity : The New Brand Management Nations, Cities, and Regions. Palgrave Macmillan, New York, 1-13.

Bawanti, A. (2016). Analisis City Branding dalam Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten Jayapura. Jurnal Media Wisata, 365-381.

Brandt, C. (2011). City Branding: A Brand Concept Map Analysis of a University Town. Journal of Communication Design, 50-63.

Braunt, E. (2012). Putting City Branding Into Practice, Journal of Place Management and Development, 50-56.

Chandler, J. dan Owen, M. (2002). Pharmaceuticals: The New Brand Arena, International Journal of Market Research, UK, 1-17.

Dinnie, K. (2011). City Branding: theory and cases, Palgrave Macmillan, New York, 8, 9, 16, 17, 45, 132, 137.

Ekinci, Y. dan Hosany, S. (2006). Destination personality: an application of brand personality to tourism destination, Journal of Travel Research. 127-139.

Eryani, A. (2013). Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Wisatawan Untuk Berkunjung Ke Objek Wisata Istana Siak Sri Indrapura Kabupaten Siak Provinsi Riau. Program Studi Usaha Perjalanan Wisata FISIP Universitas Riau.

Febrianur, Z. (2016). Dampak City Branding Enjoy Jakarta dan Your Singapore Terhadap Perkembangan Mice. eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 1911-1206.

Fernandez, D. (2013). Destination Brands and Website Evaluation: a Research Methology. Revista Latina de Comunicacion Social, 622-638.

Haiqal, M. K. (2017). Perancangan Identitas Visual Wisata Kerajinan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. e-Proceeding of Art and Design (hal. 422-429). Bandung: Telkom University.

Hidayat, N. (2014). City Branding Kabupaten Banyuwangi. Universitas Jember. 5-8.

Ismail, N. (2011). Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung: Lubuk Agung.

Kavaratzis, M., & Ashworth, G. J. (2005). City branding: An effective assertion of identity or a transitory marketing trick?, Tijdschrift Voor Economische En Sociale Geografie, 506–514.

Kavaratzis, M. (2004). From city marketing to city branding: Towards a theoretical framework for developing city brands. Place Branding, 58-73.

Kavaratzis, M., Warnaby, G., Ashworth, G.J. (2015). Rethinking place branding: comprehensive brand development for cities and regions, Springer, New York, 16-19.

Larasati, dkk. (2016). Potensi Wisata dalam Pembentukan City Branding Kota Pekanbaru. Journal Komunikasi, 99-116.

Lestari, R. (2016). Membangun Citra Sebuah Kota Dalam Persaingan Global Melalui City Branding, Journal Komunikasi, 68–79.

Luthfi, A. (2018). Konsep City Branding Sebuah Pendekatan "The City Brand Hexagon" Pada Pembentukan Identitas Kota. Universitas Jember, 315-326.

Moilanen, T. dan Rainisto, S. (2009). How to brand nations, cities and destinations: a planning book for place branding, Palgrave Macmillan, New York. 6, 7, 13, 148, 165, 166, 170, 172, 173.

Pujamurti, K. (2015). Proses Strategi Branding yang Dilakukan Pemerintah Kota Magelang Melalui Pesan Kota Sejuta Bunga. Interaksi Online, 50-62.

Rodriguez, L., Asoro, R. L., Lee, S., Sar, S. (2013). Gestalt principles in destination logos and their influence of people’s recognition and intention to visit a country. Online Jurnal of Communication and Media Technologies, 91-107.

Salam, M. (2015). Historia Sukapura; Koperasi dan Industri Kerajinan Rakyat Tasikmalaya pada Masa Kolonial. Tasikmalaya: Soekapoera Institut.

Tjiptono, F. (2005). Strategi PemasaranI. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi Offset.

Wheeler, A. (2013). Designing brand identity: an essential guide for the whole branding team. John Willey & Sons, Hoboken, 4-60.

Lokal (Studi Kasus Di Kota Solo Jawa Tengah dan Kabupaten Badung Bali). Jurnal Komunikasi Profetik, 33-44.

Yananda, M. dan Salamah, U. (2014). Branding Tempat : Membangun Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas. Jakarta: Makna Informasi.

Bangun brand perlu core values, data diperoleh melalui situs internet: https://id.linkedin.com/pulse/bangun-brand-perlu-core-value-apa-sih-maksudnya-nur-rachmawati, diunduh pada tanggal 05 November 2021)

Best Value Proposition Examples (And How To Create A Good One), data diperoleh melalui situs: https://www.oberlo.com/blog/value-proposition, diakses pada 05 November 2021)

Branding Sebagai Identitas Daerah, data diperoleh melalui situs internet: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/08/24/city-branding-sebagai-identias-daerah, diunduh pada tanggal 4 Januari 2021.

Culture Branding, data diperoleh melalui situs: https://www.dreambox.id/blog/culture-branding-berikut-pengertian-jenis-dan-manfaatnya/, diakses pada 05 November 2021)

Disebut Bisa Tingkatkan Pelanggan Loyal, Ketahui Apa Itu Value Proposition. Data diperoleh melalui situs: https://glints.com/id/lowongan/value-proposition-adalah/#.YYY0zGBBzIU, diakses pada 05 November 2021

Kabupaten Tasikmalaya. Data diperoleh melalui situs: www.kongres.kebudayaan.id/kabupaten-tasikmalaya/, diakses pada 24 Februari 2021)

Keuntungan Brand Orientation, data diperoleh melalui situs internet: https://rumahasyam.com/keuntungan-brand-orientation/, diunduh pada tanggal 3 April 2021.

Saatnya Tasikmalaya Bukan Sekedar Kota Transit, data diperoleh melalui situs internet: https://amp.kompas.com/sains/read/2012/11/22/14453252/ saatnya.tasikmalaya.bukan.sekadar.wisata.transit, diunduh pada 29 Maret 2021.

Kabupaten Tasikmalaya, data diperoleh melalui situs internet: http://kongres.kebudayaan.id/kabupaten-tasikmalaya/, diunduh pada 2 November 2021.

Keunggulan Kompetitif: Pengertian dan Contoh dalam Perusahaan, data diperoleh melalui situs internet: https://www.linovhr.com/keunggulan-kompetitif/, diunduh pada 05 November 2021)

Lima Langkah yang Harus dipahami Sebelum Melakukan City Branding. Data diperoleh melalui situs internet: https://jurnaba.co/5-langkah-harus-dipahami-sebelum-melakukan-city-branding, diakses pada 30 Maret 2021).

Tasikmalaya dengan Segudang Potensi Wisata. Data diperoleh melalui situs: https://disparpora.tasikmalayakab.go.id/2019/10/07/tasikmalaya-dengan-segudang-potensi-wisata/, diakses pada 30 Desember 2020)

Visual Identity, Faktor Penting dalam Membentuk Persepsi Konsumen. Data diperoleh melalui situs: https://glints.com/id/lowongan/visual-identity-adalah/#.YYRrNmBBzIU/, diakses pada 05 November 2021)

Nafsika, S. S. (2019). Sunda Cultural Rationality Patterns in Changes of Form, Function and Meaning of Sasapian. 255(Icade 2018), 247–252. https://doi.org/10.2991/icade-18.2019.57




DOI: https://doi.org/10.17509/irama.v3i2.40877

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 


Address :

Fakultas Pendidikan Seni Dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia. Gedung FPSD - Jl. Dr. Setiabudi No.229, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40154, Bandung, Provinsi Jawa Barat. (022)200-9198. irama_fpsd@upi.edu

IRAMA : Jurnal Seni Desain dan Pembelajarannya is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

 

indexed by