Pentingnya Literasi Emosi terhadap Kemampuan Mengelola Emosi Marah Guru di Sekolah Dasar
Abstract
Guru sebagai manusia biasa tentu memiliki emosi marah, namun dalam kegiatan belajar emosi marah dapat menciptakan situasi belajar yang tidak baik, untuk itu guru harus bisa mengelola emosi marah tersebut agar tidak mengganggu proses pembelajaran. Mengelola emosi marah dapat dilakukan melalui literasi emosi. Melalui literasi emosi, seseorang dituntut tidak hanya mengetahui dan memahami emosi yang dimilikinya, tetapi juga mencakup kemampuan untuk mengetahui dan memahami emosi yang dimiliki oleh orang lain, sehingga seseorang yang literat emosi memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memberi kontrol terhadap penyampaian emosi marah yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pentingnya literasi emosi terhadap kemampuan mengelola emosi marah guru khususnya di sekolah dasar. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah literature review dari berbagai artikel yang tersedia, dimulai dengan pengumpulan artikel yang berkaitan dengan topik penelitian diantaranya literasi emosi, emosi marah, guru sekolah dasar, mengelola emosi, dan sebagainya. Tahap selanjutnya yakni mengkaji abstrak artikel yang sudah dihimpun untuk disesuaikan dengan kesesuaian topik penelitian. Tahap terakhir yakni membaca dan mengkaji isi artikel tersebut untuk kemudian disimpulkan dan dimuat dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini merupakan deskripsi terhadap pentingnya literasi emosi terhadap kemampuan mengelola emosi marah bagi guru sekolah dasar. Melalui literasi emosi, guru tidak hanya dapat memahami emosi yang dimilikinya, tetapi juga dapat memahami emosi yang dimiliki siswa, sehingga tindakan kurang baik akibat emosi marah dapat diminimalisir. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi guru sekolah dasar terhadap kemampuan mengelola emosi marah melalui literasi emosi, sehingga pada praktiknya kekerasan akibat emosi marah dapat diminimalisir khususnya dalam dunia pendidikan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Al Baqi, S. (2015). Ekspresi Emosi Marah. Buletin Psikologi, 23(1), 22. https://doi.org/10.22146/bpsi.10574
Ardy, N. (2016). Bina karakter anak usia dini: Panduan orang tua dan guru dalam membentuk kemandirian dan kedisiplinan anak usia dini.
Barnfather, N., & Amod, Z. (2012). Empathy and personal experiences of trainees in an Emotional Literacy and Persona Doll programme in South Africa. South African Journal of Psychology, 42(4), 598–607.
Brackett, M. A., Palomera, R., Mojsa‐Kaja, J., Reyes, M. R., & Salovey, P. (2010). Emotion‐regulation ability, burnout, and job satisfaction among British secondary‐school teachers. Psychology in the Schools, 47(4), 406–417.
Cohen, J. (2001). Caring Classrooms/Intelligent Schools: The Social Emotional Education of Young Children. Series on Social Emotional Learning. ERIC.
Dariotis, J. K., Mirabal‐Beltran, R., Cluxton‐Keller, F., Feagans Gould, L., Greenberg, M. T., & Mendelson, T. (2017). A qualitative exploration of implementation factors in a school‐based mindfulness and yoga program: Lessons learned from students and teachers. Psychology in the Schools, 54(1), 53–69.
Deffenbacher, J. L., Oetting, E. R., & DiGiuseppe, R. A. (2002). Principles of empirically supported interventions applied to anger management. The Counseling Psychologist, 30(2), 262–280.
Duffy, J. (2012). Managing Anger and Aggression: Practical Guidance for Schools. South Eastern Education and Library Board: Psychology/Behavior Support Section.
Farber, B. A. (1991). Crisis in education: Stress and burnout in the American teacher. Jossey-Bass.
Fitrianingsih, F., Lasan, B. B., & Indreswari, H. (2020). Peningkatan Keterampilan Mengelola Emosi Marah Melalui Strategi Emotional Literacy. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 5(7), 1032. https://doi.org/10.17977/jptpp.v5i7.13826
Fitriyani, R. (2015). Keterampilan psikologis model BK “PROAKTIF”-R untuk meningkatkan regulasi emosi guru SD. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 1(1), 71–86.
Hasan, M. S. (2017). Manajemen Marah dan Urgensinya dalam Pendidikan. Al-Idaroh: Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 84–107.
Hollin, C. R. (2016). The psychology of interpersonal violence. John Wiley & Sons.
Kliueva, E., & Tsagari, D. (2018). Emotional literacy in EFL classes: The relationship between teachers’ trait emotional intelligence level and the use of emotional literacy strategies. System, 78, 38–53. https://doi.org/10.1016/j.system.2018.07.006
Plancı, M., Kandemir, M., Dündar, H., & Özpolat, A. R. (2014). Validity and reliability study of Emotional Literacy Scale Duygusal Okuryazarlık Ölçeğinin geçerlilik ve güvenirlik çalışması. Journal of Human Sciences, 11(1), 481–494.
Ramdhani, N. (2012). Menjadi Guru Inspiratif. Jakarta: Tititan Foundation
Steiner, C, & Perry, P. (1997). Achieving emotional literacy: A program to increase your emotional intelligence. Nueva York: Avon.
Steiner, Claude. (2003). Emotional literacy: Intelligence with a heart. Personhood Press.
Steiner, Claude, & Perry, P. (1997). Achieving emotional literacy. Simon & Schuster Audio.
Sutton, R. E. (2004). Emotional regulation goals and strategies of teachers. Social Psychology of Education, 7(4), 379–398.
DOI: https://doi.org/10.17509/pedadidaktika.v6i2.54081
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This Journal is published by Universitas Pendidikan Indonesia, licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
©All rights reserved 2017. Jurnal PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ; 2406-8705 (issn print). 2774-213X (issn online)
Jalan Dadaha Nomor 18 Kota Tasikmalaya
Telepon (0265) 331860
Homepage http://pgsd-tasikmalaya.upi.edu/
Email: pedadidaktika_tasik@upi.edu dan pedadidaktika.jurnal@gmail.com