Kontestasi Identitas Masyarakat Etnis Tionghoa di Lasem

Mukh. Imron Ali Mahmudi

Abstract


Meskipun kebudayaan etnis Tionghoa sudah dipulihkan pascareformasi, sentimen terhadap etnis Tionghoa di Indonesia masih berkembang di kalangan orang-orang ‘pribumi’. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka enggan disebut sebagai diaspora Tionghoa. Artikel ini menganalisis bagaimana kontestasi identitas masyarakat Tionghoa di Lasem menghadapi sentimen negatif pada orang-orang Tionghoa. Penelitian studi kasus ini dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis menggunakan program analisis data kualitatif NVivo. Konsep identitas dari Jenkins digunakan untuk menganalisis kontestasi identitas baik secara internal masupun eksternal bagi etnis Tionghoa di Lasem. Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Tionghoa di Lasem cenderung melepaskan identitas ketionghoaannya karena keterkaitannya dengan referent-origin (asal rujukan) nya menimbulkan berbagai penolakan dari masyarakat lokal. Ada proses negosiasi yang terjadi dalam pembentukan identitas etnis Tionghoa di Lasem. Ada kecenderung Peranakan Tionghoa di Lasem lebih menunjukkan identitas lokal alihalih memperkuat identitas ketionghoaan mereka. Novelty dalam penelitian ini adalah Peranakan Tionghoa di Lasem meminjam identitas lokal yang dihormati masyarakat pribumi dalam kelenteng mereka sehingga mereka bisa berbaur dengan masyarakat lokal di Lasem.

Full Text:

PDF

References


Arifin, E. N., Hasbullah, M. S., & Pramono, A. (2017). Chinese Indonesians: how many, who

and where? Asian Ethnicity, 18(3), 310–329.

https://doi.org/10.1080/14631369.2016.1227236

Atabik, A. (2016). Harmonisasi Kerukunan Antar Etnis dan Penganut Agama Di Lasem. Fikrah:

Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Agama, 4(1), 36–49.

Ayuningrum, D. (2017). Akulturasi Budaya Cina Dan Islam Dalam Arsitektur Tempat Ibadah Di

Kota Lasem, Jawa Tengah. Sabda, 12(2), 122. https://doi.org/10.14710/sabda.12.2.122-

Babbie, E. (2014). The Basics of Social Research (6th ed.). Wadsworth, Cengage Learning.

Bertrand, J. (2004). Nationalism and Ethnic Conflict in Indonesia. Cambridge University Press.

https://doi.org/10.1017/CBO9780511559341

Chee-Beng, T. (2013). Routledge handbook of the Chinese diaspora. In Routledge Handbook

of the Chinese Diaspora. https://doi.org/10.4324/9780203100387

Cribb, R., & Coppel, C. A. (2009). A genocide that never was: explaining the myth of antiChinese massacres in Indonesia, 1965–66. Journal of Genocide Research, 11(4), 447–

https://doi.org/10.1080/14623520903309503

Fauzy, B., Antariksa, & Salura, P. (2011). Memahami Relasi Konsep Fungsi, Bentuk, dan Makna

Arsitektur Rumah Tinggal Masyarakat Kota Pesisir Utara di Kawasan Jawa Timur (Kasus

Studi Rumah Tinggal di Kampung Karangturi dan Kampung Sumber Girang, Lasem).

Dimensi (Journal of Architecture and Built Environment, 38(2), 79–88.

Freedman, A. L. (1998). Politicization and influence in Chinese communities overseas: The

United States, Indonesia, and Malaysia [New York University]. In ProQuest Dissertationsand Theses. http://search.proquest.com/docview/304439817?accountid=13771

Heidhues, M. S. (2017). Studying the Chinese in Indonesia: A long half-century. Sojourn, 32(3),

–633. https://doi.org/10.1355/sj32-3c

Hidayat, J. (2007). Hibriditas Desain sebagai Representasi Sejarah, Budaya dan Relasi

Kekuasaan (Studi Kasus: Desain Rumah Tionghoa Peranakan di Lasem). Jurnal Ilmiah

Desain & Konstruksi, 6(1). https://books.google.co.id/books?id=1qiQtQEACAAJ

Jahja, H. J. (1999). Masalah Tionghoa di Indonesia: Asimilasi vs Integrasi. Lembaga Pengkajian

Masalah Pembauran. https://books.google.co.id/books?id=1qiQtQEACAAJ

Jenkins, R. (1994). Rethinking Ethnicity: Identity, Categorization and Power. Ethnic and Racial

Studies, 17(2), 197–223.

KBBI Online. (2020a). https://kbbi.kata.web.id/. https://kbbi.kata.web.id/peranakan/

KBBI Online. (2020b). Https://kbbi.kata.web.id/. https://kbbi.kata.web.id/?s=totok

Kurnianto, R. D., & Iswari, R. (2019). Bentuk Toleransi Umat Beragama Islam dan Konghucu di

Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Solidarity: Journal of

Education, Society and Culture, 8(1), 572–586.

Liji, L. (2012). Dari relasi upeti ke mitra strategis: 2000 tahun perjalanan hubungan TiongkokIndonesia. Penerbit Buku Kompas.

https://books.google.co.id/books?id=_QWPMwEACAAJ

Liu, H. (2011). An Emerging China and Diasporic Chinese: historicity, state, and international

relations. Journal of Contemporary China, 20(72), 813–832.

https://doi.org/10.1080/10670564.2011.604502

Mackie, J. (1991). Towkays and Tycoons: The Chinese in Indonesian Economic Life in the 1920s

and 1980s. In Cornell University Press; Southeast Asia Program Publications at

CornellUniversity. Cornell University Press. https://doi.org/10.2307/3351256

Pekerti, A. A. (2008). The interdependent family-centric career: Career perspective of the

overseas Chinese in Indonesia. The Career Development Quarterly, 56(4), 362–377.

https://doi.org/10.1002/j.2161-0045.2008.tb00101.x

Purwaningsih, E. (2018). Potret Solidaritas Sosial Masyarakat Etnis Tionghoa dan Jawa di

Lasem. Jantra, 13(2), 149–158.

Reid, A. (2009). Escaping the Burden of Chineseness. Asian Ethnicity, 10, 285–296.

Reid, A. (2010). Jewish-conspiracy theories in Southeast Asia: Are chinese the target?

Indonesia and the Malay World, 38(112), 373–385.

https://doi.org/10.1080/13639811.2010.513848

Salmon, C. (2020). Loyalis Dinasti Ming di Asia Tenggara. Kepustakaan Populer Gramedia dan

Ecole Francaise d’Extreme-Orient.

Setijadi, C. (2016). Ethnic Chinese in contemporary Indonesia: Changing identity politics and

the paradox of sinification. ISEAS Perspective, 12, 1–11.

https://www.iseas.edu.sg/images/pdf/ISEAS_Perspective_2016_12.pdf

Setijadi, C. (2017). Chinese Indonesians in the Eyes of the Pribumi Public. ISEAS Yusof Ishak-Perspective, 73, 1–12.

Setijowati, A. (2012). Hibriditas Identitas Orang-Orang Tionghoa Peranakan dalam Teks dan

Praktik Silang Budaya. Literasi, 2(1), 1–14.

Sudarwani, M. M., Purwanto, E., & Rukhayah, S. (2018). Akulturasi dalam Arsitektur Rumah

Tinggal Lasem (Studi Kasus Rumah Liem King Siok). Sabda, 13(2).

Sugiono, N. K. (2016). Corak Batik Lasem sebagai Bukti Akulturasi Budaya Cina dan Jawa.

Universitas Indonesia.

Suryadinata, L. (1995). Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches. Institute of

Southeast Asian Studies. https://books.google.co.id/books?id=ch7pIrYoF3kC

Suryadinata, L. (1997). Ethnic Chinese as Southeast Asians. In L. Suryadinata (Ed.), Institute of

Southeast Asian Studies Heng. Institute of Southeast Asian Studies Heng.

Suryadinata, L. (2010). Etnis Tionghoa dan nasionalisme Indonesia: sebuah bunga rampai,

-2008. Penerbit Buku Kompas.

Tan, M. G. (1997). The Ethnic Chinese in Indonesia: Issues of Identity. In Ethnic Chinese As

Southeast Asians (hal. 33–71). Palgrave Macmillan. https://doi.org/10.1007/978-1-137-

-9

Wibowo, I. (2000). Harga yang harus dibayar: sketsa pergulatan etnis Cina di Indonesia (I.

Wibowo (ed.)). Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama bekerja sama dengan Pusat Studi

Cina di Indonesia. https://books.google.co.id/books?id=4qVwAAAAMAAJ




DOI: https://doi.org/10.17509/sosietas.v10i2.30112

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 SOSIETAS

Creative Commons License

This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License