PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DAN SIKAP NASIONALISME DALAM ERA GLOBALISASI

Laode Monto Bauto

Abstract


The incidence of individualist attitudes and reduced social kepedlian and others. It all becomes an indicator of the lunturnya attitude of nationalism, especially among the younger generation successor to relay the struggle of a nation. Through teaching history students capable of developing competence to think in chronological order and having knowledge about the past that can be used to understand and explain the developmental process and change people and diversity socio-culture in order find and cultivate identity nation in the society the world. Teaching history asked students realizes the diversity life experiences in each society and the way different viewpoint against its past to understand the present and build knowledge and understanding to face the future. Thus probate Soekarno “ jas red”  must remain we amalkan. As is expression philosopher mulan kundera stating that if will destroy a nation, then destory first its history should let us think about.

Keywords :Pembelajaran, sikap, nasionalisme, globalisasi


References


Ali, Fachry. 1998. “Refleksi Tentang Semangat Kebangsaan dan Kesatuan Nasional”, Dalam Ismed Hasan Putro ed. Indonesia Memasuki Milenium III Gagasan dan Pemikiran Edi Sudrajat. Surabaya : Pusat Studi Indonesia.

Anas Urbaningrum. 1998. “Pemuda, Nasionalisme dan Perspektifnya bagi KehidupanBangsa”, dalam Ismed Hasan Putro ed. Indonesia Memasuki Milenium III Gagasan dan Pemikiran Edi Sudrajat. Surabaya : Pusat Studi Indonesia.

Anderson, Benedict. 1999. Imagined Communities : Reflections on The Origins and spread of Nationalism. London : Verso Press.

Azra, Azyumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.

Banks, J. 1990. Teaching strategies for the social studies. New York & London :Longman

Burke, Peter. 2003. Sejarah Dan Ilmu Sosial, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Carr, E.H. 1965. What Is History? New York: Macmillagn

Haikal, Husein. 1989. Tutwuri Handayani Dalam Pendidikan Sejarah, Suatu Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Depdikbud.

Hasan, S. Hamid. 2011. Pendidikan Sejarah: Orientasi dan Strategi Pedagogis, Makalah disamapikan pada Konferensi Nasional Sejarah Ke IX, Jakarta 5-7 Juli 2011.

Hatta, Mohammad. 1992. Beberapa Pokok Pikiran. Jakarta : UI-Press.

Hazem Zaki Nuseibeh. 1969. Gagasan-Gagasan Nasionalisme Arab. Trj. Sumantri Mertodipuro. Jakarta : Bhratara.Mertodipuro. Jakarta : Bhratara.

Hegel. G.W.F. 2002. Filsafat Sejarah, Terj., Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hill, C.P. 1956. Saran-Saran Tentang Mengajarkan Sejarah. Terjemahan Hasan Wira Sutisna. Jakarta : Perpustakaan Perguruan Kementrian P.P & K.

I Gde Widja. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah, Singaraja : FKIP UNUD

-------------. 1989. Dasar - Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : Debdikbud.

Ibrahim, Muhd. Yusof & Yahaya Mahayudin Haji. 1988. Sejarawan dan Pensejarahan Ketokohan dan Karya, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Bab 16, Leopold von Ranke: Peneroka Era Baru Pensejarahan Barat, hlm. 276 - 299.

Jacob Burckhardt. [online], Tersedia: (http://en.wikipedia.org/wiki/Jacob_Burckhardt. [15/12/2008].

Kahin, George Mc. Turnan. 1995, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia ( terj. Nin BaktiSumanto ), Surakarta : UNS Press.

Kartodirdjo, Sartono. 1990. Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah.Yogyakarta : GadjahMadaUniversity Press.

Kauchak, Donald P., & Eggen, Paul D. 1993. Learning and Teaching, Research-Based Methods. Boston: Allyn and Bacon.

Khon, Hans. 1984. Nasionalisme Arti Sejarahnya. Terj. Sumantri Mertodipuro.

Kochhar, S.K. 2008. Teaching of History. Terj. Purwanta dan Hardiwati. Yogyakarta:

Mardiatmadja, B.S. 1990. “Pendidikan dan Pendidikan Nilai” dalam Dick Hartoko (ed.) Memanusiakan Manusia Muda. Yogyakarta : Kanisius.

Nana Supriatna. 2007. “Pembelajaran Dalam KTSP”, Makalah disampaikan dalam semiloka guru-guru Sejarah MGMP Sejarah Kota Bandung tanggal 5 April 2007.

Ridwan Tasa, H.M. 2009. Pemuda dan Nasionalisme, Refleksi 101 Tahun Kebangkitan Nasional. Yogyakarta : Pustaka Timur

Russell, Betrand. 2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya Dengan Kondisi Sosio-Politik dan Zaman Kuno Hingga Sekarang, Terj. Sigit Jatmiko et.al., Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Bab XXII, Hegel hlm. 951 – 970.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak.

Subakti, Y.R. 2010. Paradigma Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme, Dalam. SPPS, Vol. 24 No. 1 April 2010). Grasindo.

Suparno, Suhaenah. 1995. “Pengajaran Sejarah Sebagai Sarana Memperkuat Jati Diri Dan Integrasi Bangsa. Dalam. Depdikbud. Pengajaran Sejarah, KumpulanMakalah Simposium. Jakarta : Depdikbud.

Surachmat, Winarno. 1990. Mewujudkan Nilai-Nilai Hidup dalam tingkah laku : Sebuahikhtisar Pedoman metodologik. Bandung : Tarsito

Winarno, Budi. 2004. Globalisasi Wujud Imperialisme Baru, Peran Negara Dalam Pembangunan. Yogyakarta : Tajidu Press.

Wineburg, Sam. 2001. Historical Thinking and Other Unnatural Acts. Philadelphia, PA: Temple University Press.

www.wartakota.co.id, diakses pada tanggal 20 November 2011




DOI: https://doi.org/10.17509/jpis.v22i1.2196

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Laode Monto Bauto