PERAN PEMUDA SEBAGAI PENERUS TRADISI SAMBATAN DALAM RANGKA PEMBENTUKAN KARAKTER GOTONG ROYONG
Abstract
Currently youth behavior that is inconsistent with the character of the nation and the declining youth awareness of the splice. This study aims to obtain a picture of the implementation of mutual cooperation, shape, splice conservation efforts, associated with the formation of the youth character and know the community efforts to increase the appreciation of youth. The study used a qualitative approach, descriptive methods. Subjects were young, village, and community leaders. Data collection technique used observation, interview, and documentation study. Data were analyzed using data reduction, and conclusion. Results of the research is the role of youth as the next generation of tradition, study and understand the traditions, accompany the next generation in the process of understanding, implementation, and evaluation. The role of youth in the splice should be improved as a form of community service. Splice form is "sinoman", "ngecor", recitals, help-aids at the funeral home, and community service. Splice as a medium that can build youth paradigm of mutual cooperation. Community efforts to increase the appreciation of youth by creating a modern activity, understand youth with psychological condition, and creating entrepreneurship training.
Keywords: youth, splice tradition, mutual cooperation, character.
Full Text:
PDFReferences
Abdillah, Baiquni. (2011). Gotong Royong Cermin Budaya Bangsa Dalam Arus Globalisasi. Dalam makalah Seminar. Hlm. 8-9. Yogyakarta. Amikom
Abidinsyah. (2012). Internalisasi Nilai Peduli Lingkungan Melalui Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Integritas, 10 (1), 1-18
Abdullah, Taufik. (1994). Pemuda Dan Perubahan Sosial. Jakarta. LP3ES
Azis Wahab, A. dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta
Budimansyah, D dan Suryadi, K.(2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Sekolah Pascasarjana Program Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
Kaelan. (2013). Negara Kebangsaan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Rineka Cipta
(1985). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta. Gramedia
Lickona, Thomas. (2012). Educating For Character. Jakarta: Bumi Aksara
Mangunhardjana, A. M. (1989). Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta. Kanisius
Maryani, Sri. (2012). BUDAYA “SAMBATAN” DI ERA MODERNISASI(Study Kasus Di Desa Gumukrejo, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali). Dalam Makalah Seminar. Hlm. 7. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
Quthb, Muhammad Ali. (2007). 50 Nasihat Rasulullah Untuk Kaum Muda. Bandung: Mizania
Soekanto, Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Saebani, A. B. (2012). Pengantar antropologi. Bandung. Pustaka Setia
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suryadi, K. dkk. (2014). Idrus Affandi Pendidik Pemimpin Mendidik Pemimpin Memimpin Pendidik. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan pasal 16
Winarno. (2013). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno. 2013. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Isi, Strategi, dan Penilaian. Jakarta. Bumi Aksara
Sapriya. (2008). “Perspektif Pemikiran Pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Karakter Bangsa (Sebuah Kajian Konseptual-Filosofis dalam Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Pendidikan IPS”. Jurnal Acta Civicus. 1, (2),
DOI: https://doi.org/10.17509/jpis.v25i1.3670
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Pramudyasari Nur Bintari, Cecep Darmawan