Perencanaan pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional sebagai Afirmasi Literasi Budaya di SD

Anis Nurjannah, Seni Apriliya, Aji Mustajin

Abstract


Abstract

This paper describes the game-based learning as an affirmation of cultural literacy in elementary school. The low literacy rate of the Indonesian nation, demanding the solution of various lines. The role of academics, including the drafting of various literacy programs as well as product quality. Based on observations, learners (children) in elementary school tended to lack of concentration for long periods during the following study; on the other hand the children can follow and enjoy the game in a relatively long period of time. The game is an activity drives all the senses and sensory motor fun or exciting (Sutton-Smith, 1997 in scarlet, et. Al, 2005; Bergen, 2009; Hynoven, 2011); As for the traditional games refer to games with a certain cultural background. Affirmations literacy is a reinforcement of all forms of literacy from the conceptual level to procedural, by individuals, community groups, or governments to improve the literacy skills (Apriliya, 2016). Cultural literacy is the knowledge and understanding of how a country, a religion, an ethnic group or a tribe, religion, symbols, celebrations, and traditional communication means (Nasution, 2013). At the time following the game, children are required to understand and interact culturally in the context of the game, not just having fun, children are expected to have the cultural literacy of the game is done. Approach Educational Design Research (Eder) can be used to develop devices and game-based learning model as an affirmation of literacy in elementary school. Learning plan based on the approach Eder produce learning tools such as Learning Implementation Plan (RPP), teaching materials in the form of Student Worksheet, and instrument ratings.

Abstrak

Tulisan ini memaparkan pembelajaran berbasis permainan sebagai afirmasi literasi budaya di SD. Rendahnya angka literasi bangsa Indonesia, menuntut solusi dari berbagai lini.Peran akademisi, di antaranya dengan melahirkan berbagai program maupun produk literasi yang bermutu.Berdasarkan hasil observasi, peserta didik (anak-anak) di SD cenderung kurang konsentrasi dalam jangka waktu lama pada saat mengikuti pembelajaran; di sisi lain anak-anak dapat mengikuti dan menikmati permainan dalam jangka waktu yang relatif lama. Permainan merupakan kegiatan menggerakkan seluruh pancaindera dan sensori motorik yang menyenangkan atau menggembirakan (Sutton-Smith, 1997 dalam scarlet, et. al, 2005; Bergen, 2009; Hynoven, 2011); adapun permainan tradisional merujuk pada permainan dengan latar budaya tertentu. Afirmasi literasi merupakan segala bentuk penguatan literasi mulai dari tataran konseptual sampai prosedural, yang dilakukan individu, kelompok masyarakat, atau pemerintah untuk meningkatkan kemampuan literasi (Apriliya, 2016). Literasi budaya merupakan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana suatu negara, agama, sebuah kelompok etnis atau suatu suku, keyakinan, simbol, perayaan, dan cara komunikasi tradisional (Nasution, 2013). Pada saat mengikuti permainan, anak-anak dituntut untuk memahami dan berinteraksi sesuai budaya dalam konteks permainan tersebut, tidak hanya sekadar bersenang-senang, anak-anak diharapkan untuk memiliki literasi budaya dari permainan yang dilakukan.Pendekatan Educational Design Research (EdeR) dapat digunakan untuk mengembangkan perangkat dan model pembelajaran berbasis permainan sebagai afirmasi literasi di SD. Perencanaan pembelajaran berdasar pada pendekatan EdeR menghasilkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), dan instrumen penilaian.


Keywords


Perencanaan Pembelajaran, Permainan Tradisional, Afirmasi Literasi, Literasi Budaya.

Full Text:

PDF

References


Afifuddin.2012. Perencanaan pengajaran dalam proses pembelajaran. Jurnal Pendidikan, 1 (1), hlm 77.

Apriliya, S. 2016. Kajian sastra didaktis terhadap sastra anak sebagai afirmasi literasi.Prosiding Seminar Internasional Pengembangan Multiliterasi yang Berperspektif Gender di Era MEA.Bandung: UPI Press.

Ardiyanto, A. 2016.Pengembangan model pembelajaran berbasis permainan tradisional untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak tunagrahita ringan.Prosiding Seminar Nasional Optimalisasi Active Learning dan Character Building dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa di Era MEA. Yogyakarta: Active Leraning Facilitator Association (ALFA).

Aunurrahman. 2012. Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kegiatan belajar mengajar yang efektif. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku saku gerakan literasi sekolah. Didapat dari: http://dikdas.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/03/Buku-Saku_Gerakan-Literasi-Sekolah-Ditjen-Dikdasmen-Kemendikbud-ok.pdf (12 Maret 2016).

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Desain induk gerakan literasi sekolah. Didapat dari: http://dikdas.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2016/03/Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah.pdf (12 Maret 2016).

Dubova, M.V. 2014.Problems of primary education today.Russian Education and Society. Volume 56 No 5 pp: 3-14.

Ergen. 2009. Play as The Learning Medium for Future Scientists, Mathematicians and Engineers. American Journal of Play, Vol.I No. 4.Spring 2009.

Ennis, Robert H. 1996. Critical Thinking.USA: University of Illinois.

Fisher, Robert. 2006. “Talking To Think” in D. Jones and P. Hodson (eds) Unlocking Speaking and Listening. London: David Fulton.

Hajar, I. 2011. Hypnoteaching (memaksimalkan hasil proses belajar-mengajar dengan hipnoterapi. Jogjakarta: DIVA Press.

Hernawan, A.H., Asra, dan Dewi, Laksmi. 2007. Belajar dan pembelajaran sd. Bandung: UPI PRESS.

Hopkins, D. 2011. Panduan guru penelitian tindakan kelas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hyvonen. 2011. Play in The School Context. Australian Journal of Teacher Education Volume 36, Issue 8 Article 5.

Jufri, W. 2013.Belajar dan pembelajaran sains.Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Kern, R. 2009. Literacy and language teaching. New York: Oxpord University Press.

King, Goodson, and Rohani. 2013. Higher Order Thinking Skills: Definition, Teaching Strategies, Assessment. Center for Aadvancement of Learning and Assessment.Tersedia di www.cala.fsu.edu. Diakses January, 2015.

Majid, A. (2006). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslich, M. 2012. Melaksanakan ptk itu mudah (classroom action research ). Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, H. 2013. Teori literasi. Sumatera: Universitas Sumatera Utara.

Nurcahyo, F. 2014. Teori bermain. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

O’Sullivan, O & McGonigle. 2010. Transforming readers: teacher and children in the centre for literacy in primary education power of reading project. Literacy. Volume 44 Nomor 2 pp: 51-59.

Prima, A. 2016.Aneka permainan kreatif dan edukatif untuk anak. Yogyakarta: DIVA Press.

Polistina, K. 2010. Understanding and respect for the cultural aspects of sustainability. Cultural Literacy.University of Glamorgan.

Roche, Mary. 2015. Developing Children’s Critical Thinking Through Picturebooks. NewYork: Routledge.

Rosdiani, D. 2012. Dinamika olahraga dan pengembangan nilai. Bandung: Alfabeta.

Scarlet, et.al. 2005. Children‟s Play. In R.N.M. Cochran (ed.), Early Childhood Education: An International Encyclopedia. Westport CT: Greenwood Publishing Group.

Smith, B.L & MacGregor, J.T. 1992. What is Collaborative Learning? In Collabrative Laerning: A sourcebook for higher education. USA: The National Center of Postsecondary Teaching, Learning, and Assesment of Pensylvania State University.

Sternberg, R.J. 1986. Critical Thinking: its Nature, Measurement, and Improvement. ERIC Journal.

Sudjana, N. 2006.Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Thobroni, M. dan Mustofa, A. 2013.Belajar & pembelajaran: pengembangan wacana dan praktik pembelajaran dalam pembangunan nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Trianto. 2009. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Kencana.

Tanpa Nama. Minat Baca Indonesia Ada di Urutan ke-60 Dunia.Kompas. Tersedia: http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.di.urutan.ke-60.dunia. [ 20 Februari 2017].

Tanpa Nama. 2016. Peringkat Literasi Indonesia.Femina.[Online]. Tersedia: http://www.femina.co.id/. [ 20 Februari 2016].

Tanpa Nama. 2016. Terpuruknya Tingkat Literasi Kita. Koran Tempo. Tersedia: https://koran.tempo.co/konten/2016/04/16/397412/Terpuruknya-Peringkat-Literasi-Kita. [20 Februari 2017]

Tanpa Nama. 2016. World’s Most Literate Nations Ranked. Tersedia: http://webcapp.ccsu.edu//. [20 Februari 2017].

Van den Akker, J. et al. 2006. Introducing Educational Design Research, dalam Educational Design Research.New York: Routledge.




DOI: https://doi.org/10.17509/ijpe.v4i1.25398

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Indonesian Journal of Primary Education



This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. 
©Indonesian Journal of Primary Education. ISSN: 2597-4866 (Online) dan 2599-2821 (Print).


Jalan Dadaha Nomor 18 Kota Tasikmalaya

Telepon (0265) 331860

Homepage http://pgsd-tasikmalaya.upi.edu/

Email pgsd_tasik@upi.edu