FENOMENA LABELLING DAN SELF-CONCEPT SISWA SEKOLAH DASAR

Sri Devi Eka Nugrahaeni, Sidik Permana, Rahma Sayyida Hilmia, Mela Darmayanti

Abstract


Moral crisis among the students in the elementary school has been a concerned phenomenon of education nowadays. One of the moral crisis which has been happening a lots around the educational environment is bullying. Verbal bullying called then as “labelling” is the continuously growing trouble around the elementary environment. Labelling is “imaging” toward someone. The educators’ role is quite important as key person in preventing and solving this labelling case happened among students. This research raised the phenomenon of labelling reviewed by descriptive qualitative method and used three instruments; interviewing students, teachers, and observation at the field. This phenomenon of labelling is a treat and challenge for students’ future. Because in the fact, labelling would disturb the students’ self-concept forming process, that how they concept themselves for their own future. The result of this research could be beneficial as the image of reality for the educators to concern the problem in social interaction among students in the school.

Krisis moral para siswa sekolah dasar menjadi fenomena pendidikan hari ini yang memperihatinkan. Salah satu dari krisis moral yang masih marak terjadi di lingkungan pendidikan adalah gejala “bullying”. Bullying verbal yang kemudian disebut juga dengan istilah “labeling” adalah masalah yang terus menerus berkembang di lingkungan anak sekolah dasar. Labeling merupakan pemberian julukan terhadap seseorang. Peran para pendidik sangat penting sebagai key person dalam upaya pencegahan dan penyelesaian kasus labelling yang terjadi pada para peserta didik. Penelitian ini mengangkat fenomena labeling yang akan diulas dengan metode kualitatif deskriptif dan menggunakan tiga instrumen, yaitu wawancara dengan beberapa siswa, guru, dan observasi lapangan. Fenomena labeling ini merupakan ancaman, rintangan, serta tantangan bagi masa depan para siswa. Karena faktanya, labeling akan mengganggu proses pembentukan self-concept siswa, yaitu bagaimana ia mengkonseptualisasi dirinya untuk masa depan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran realitas lapangan bagi para pendidik untuk lebih memperhatikan masalah interaksi sosial peserta didik di sekolah.


Keywords


Labelling; Students; Self-Concept; Pelabelan; Siswa; Konsep diri

Full Text:

PDF

References


Bernburg, G. J. (2009). Labeling Theory, Krohn, M. D., et all., Handbook on Crime and Deviance, Springer Dordrecht Heidelberg, London.

Chess, A. & Thomas, S. (1977). Temperamental Individuality From Childhood to Adolescence. Journal of Child Psychiatry, Issue 16, pp. 218-226.

Dalmeri. (2014). Pendidikan Untuk Pengembangan Karakter (Telaah terhadap Gagasan Thomas Lickona dalam Educating for Character). Jurnal Al-Ulum, vol.14, 269-288.

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

King, L. A. (2016). The Science of Psychology - An Appreciate View. 3rd ed. Jakarta: McGraw-Hill Education (Asia) and Salemba Empat.

Maradewa, R. (2019). Pelanggaran Hak Anak Bidang Pendidikan Masih Didominasi Perundungan. Diakses dari http://www.kpai.go.id/berita/pelanggaran-hak-anak-bidang-pendidikan-masih-didominasi-perundungan.

Mudhoffir, A. M. (2013). Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan bagi Sosiologi Politik, Jurnal Sosiologi Masyarakat, 18(1), 75-100.

Perry, B, L. (2011). The Labeling Paradox: Stigma, the Sick Role, and Social Networks in Mental Illness, Journal of Health and Social Behavior, 52, 460-477.

Priadi, A. (2017). Hubungan Antara Pola Asuh dan Konsep Diri dengan Perilaku Lingkungan Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Lingkungan Dan Pembangunan, 18

(1), 1-13. https://doi.org/10.21009/PLPB.181.01.

Republik Indonesia. (2014). Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Lembaran Negara RI Tahun 2014. No. 5606.

Richard, B. (1996). Virus of Mind, diterjemahkan oleh Hermaya., Udiani, C, M, Gramedia, Jakarta.

Saifullah, F. (2016). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Bullying Pada Siswa-Siswi SMP (SMP Negeri 16 Samarinda), eJournal Psikologi, 4(2), 200- 214.

Setyawan, D. (2017). KPAI Sayangkan Bocah SD di Pasar Rebo Di-bully ‘Ahok Kecil’. Diakses pada 29 Mei 2019 dari http:/Mei 2019 www.kpai.go.id/berita/kpai-sayangkan-bocah-sd-di-pasar-rebo-di-bully-ahok-kecil.

Siswoyo, D, A. (2012). Hubungan antara konsep diri dengan sikap terhadap judi: Studi korelasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Undergraduate Thesis, Program Psikologi, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim., Malang. Diakses dari http://etheses.uin-malang.ac.id/2610/.

Sripurwaningsih, I. (2017). Hubungan perundungan (bullying) dengan kepercayaan diri siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun ajaran 2016/2017, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institute Agama Islam Negeri Surakarta,

Surakarta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Wahyuni, T. (2016). Kekerasan Verbal Lebih Berbahaya Dibanding Fisik, https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160113210042-255-104124/kekerasan-verbal-lebih-berbahaya-dibanding-fisik, diakses tgl 29 Mei 2019.




DOI: https://doi.org/10.17509/e.v18i3.17546

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 EDUTECH

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Copyright © 2018 Edutech