Nutrition Intake Among Stunting Toddler in Cimahi Urban Village

Anggi Yustiani Nuryanti, Ai Nurhayati, Cica Yulia

Sari


Stunting was a state of height/length-for-age index below minus two standard deviations based on the WHO standard. Nutritional intake is one of the factors that directly influence the incidence of stunting. This study aims to analyze nutritional intake and consumption of nutrient sources in stunting infants in Cimahi Urban-Village. The study uses a cross-sectional design with descriptive research methods. The populations are 172 stunting toddlers using random sampling area and took 64 toddlers as respondent. Data collection was done through interviews using 24-hour food recall form and food frequency questionnaire. This study was carried out on December 6, 2018 - May 14, 2019. The results showed protein intake in the age group 1-3 years categorized as mild deficit and age group 4-5 years categorized as a severe deficit. Intake of fat, carbohydrates, calcium, phosphor, iron, vitamin A and vitamin C are categorized as severe deficits. Sources of nutrients that are often consumed include eggs consumed by age groups 1-3 years 5 times/week and age groups 4-5 years 4 times/week, oil consumed 1 time/day, rice consumed 2 times/day, milk consumed by age groups 1-3 years 5 times/week and the age group 4-5 years 3 times/week, chicken consumed 3 times/week and papaya consumed once/week. The recommendation is to hold assistance for parents of stunting toddler by posyandu cadres regarding the selection of food ingredients and the portion provided to suit the nutritional adequacy of the toddler.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Ariningsih, E., Rachman, H.P.S. (2008). Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Rawan Pangan. Analisis Kebijakan Pertanian Vol 6. Hal 239- 255. Diakses dari: http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/ART6-3c.pdf.

Ayuningtyas, Simbolon, D., & Rizal, A. (2018). Asupan Zat Gizi Makro dan Mikro terhadap Kejadian Stunting pada Balita. Jurusan Gizi. Politeknik Kementerian Kesehatan Bengkulu ISSN 2548-5695 (online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK 444 Volume 9, Nomor 3, November 2018 ISSN 2086-7751

Bayu, Dwi W., & Wirjatmadi, R. B. (2012). Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Stunting. The Indonesian Journal of Public Health, 8 (3): 99-104

Bening, S., Margawati, A., & Rosidi, A. (2017). Asupan Gizi Makro dan Mikro Sebagai Faktor Risiko Stunting Anak Usia 2–5 Tahun di Semarang. Departemen Ilmu Gizi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Chairunnisa, Estillyta, Candra, A., & Panungga, B. (2018). Asupan Vitamin D, Kalsium Dan Fosfor Pada Anak Stunting Dan Tidak Stunting Usia 12-24 Bulan Di Kota Semarang. Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Journal Of Nutrition College.

Deborah, N., Christin, Juffrie, M., & Huriyati, Emy. (2016). Riwayat Pola Asuh, Pola Makan, Asupan Zat Gizi Berhubungan Dengan Stunting Pada Anak 24–59 Bulan Di Biboki Utara, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics). 1. 151. 10.21927/ijnd.2013

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Keputusan Menteri Republik Indonesia Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Direktorat Bina Gizi. (online) (http://www.depkes.go.id, diakses September 2018)

Diana, Fivi. (2006). Hubungan Pola Asuh dengan status gizi anak batita di kecamatan kuranji kelurahan pasar ambacang kota padang 2004. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 1 (1).

Fatimah, Hawa, N. S., & Wirjatmadi, R. B. (2018). Tingkat Kecukupan Vitamin A, Seng Dan Zat Besi Serta Frekuensi Infeksi Pada Balita Stunting Dan Non Stunting. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Fikadu, T.S., Assegid dan L. Dube, (2014). Factor Associated with Stunting Among Children of Age 24 to 59 Month in Meskan District, South Ethiopia. BMC Public Health. 14:800.

Kamaludin, Hilman. (2018). Ada 7.965 Anak yang Alami Stunting di Kota Cimahi, Begini Kata Dinkes. Tribun Jabar. 01 Agustus 2018.

Margawati, Ani & Astuti, A. M. (2018). Pengetahuan ibu, pola makan dan status gizi pada anak stunting usia 1-5 tahun di Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk, Semarang. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition)

Millennium Challenge Account – Indonesia. (2015). Backgrounder: Stunting Dan Masa Depan Indonesia. [diakses September 2018]. Available at: http://mca-indonesia.go.id/wp content/uploads/2015/01/BackgrounderStunting-ID.pdf

Mugianti, Sri, Mulyadi, A., Anam, A. K., Najah, Z. L. (2018). Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar Jurnal Ners Dan Kebidanan. Poltekkes Kemenkes Malang tersedia di http://Jnk.Phb.Ac.Id/Index.Php/Jnk

Oktarina, Z., & Trini S. (2014). Faktor Risiko Stunting Pada Balita (24—59 Bulan) Di Sumatera. Jurnal Gizi dan Pangan, 8 (3), 177-180. doi: https://doi.org/10.25182/jgp.2013.8.3.177-180

Riyadi, Hadi & Sukandar, Dadang. (2009). Asupan Gizi Anak Balita Peserta Posyandu (Nutrients Intake of Children under Five Years Old in Posyandu Program). Jurnal Gizi dan Pangan. 4. 42-51.

Roziqo, Nuryanto. (2016). Hubungan Asupan Protein, Zat Besi, Vitamin C, dan Seng dengan Kadar Hemoglobin pada Balita Stunting. Journal Nutrition Coll. ;5(4):419–27.

Sari, E. M., Juffrie, M., Nurani, N., & Sitaresmi, M. N. (2016). Asupan protein, kalsium dan fosfor pada anak stunting dan tidak stunting usia 24-59 bulan di Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol. 12 152-159. Universitas Gajah Mada

Sulistianingsih, A. & Yanti, D. A. M. (2013). Kurangnya Asupan Makan Sebagai Penyebab Kejadian Balita Pendek (Stunting). Dunia Kesehat. 5, 71–75

Supriasa, I.D.N. dkk. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Torlesse, H, A.A Cronin, S.K. Sebayang & R. Nandy. (2016). Determinants of stunting in Indonesian children: evidence from a cross-sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction. BMC Public Health, 16:669.

Uliyanti, Tamtomo, G., Didik, & Anantanyu, S. (2017). Faktor Langsung Dan Tidak Langsung Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24–59 Bulan Di Kecamatan Matan Hilir Selatan. Jurnal Vokasi Kesehatan. 3. 67. 10.30602/jvk.v3i2.107.

WHO. (2006). Child Growth Standards: Length/height-for-Age, Weight-for-Age, Weight-for-Length, Weight-for-Height and Body Mass Index-for-Age: Methods and Development. Department Nutrition for Health and Development.




DOI: https://doi.org/10.17509/boga.v10i2.40680

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by4.footer##