Haji Agus Salim: Diplomat dari Negeri Kata-Kata
Abstract
Artikel ini membahas Haji Agus Salim serta peranannya dalam upaya memperoleh pengakuan kedaulatan Indonesia pada peristiwa Inter Asian Relation Conference (Konferensi Antar Asia) dan pembentukan Komisi Tiga Negara (KTN). Metode yang digunakan adalah metode historis dengan pendekatan interdisipliner. Hasil penelitian menyimpulkan beberapa hal. Pertama, keunggulan Haji Agus Salim dalam berdebat, rasa humor yang tinggi serta kepribadiannya yang hangat, tidak bisa dilepaskan dari struktur budaya yang membesarkannya. Sebagai tokoh yang dibesarkan dalam adat Minangkabau, Haji Agus Salim menonjol dalam tiga hal, yaitu: pandai berkata-kata, dinamis, dan kosmopolit. Kedua, diutusnya Haji Agus Salim ke Konferensi Antar Asia yang dilanjutkan dengan perjalanan diplomatiknya ke negara-negara Arab dalam rangka upaya memperoleh pengakuan kedaulatan adalah tepat. Selain dikenal sebagai diplomat, Haji Agus Salim juga dikenal sebagai ulama yang mempunyai pengetahuan yang luas tentang Islam. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Persahabatan antara Indonesia-Mesir pada tanggal 10 Juni 1947, dipandang sebagai kemenangan diplomasi Indonesia. Ketiga, dengan upaya pembentukan Komisi Tiga Negara (KTN), maka permasalahan Indonesia-Belanda menjadi permasalahan internasional. Dampak positif dari terbentuknya Komisi Tiga Negara yang terdiri dariAustralia, Amerika Serikat dan Belgia, maka pertikaian antar Indonesia-Belanda dapat ditengahi. Hal inilah yang menyebabkan terlaksananya Konferensi Meja Bundar yang merupakan puncak pengakuan kedaulatanIndonesia dari Belanda.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, T. (Ed.) (1988). Manusia Dalam Kemelut Sejarah. Jakarta: LP3ES.
Al-Bandjar, I. (1995). “10 Juni Dalam Sejarah Diplomasi Indonesia”. Kompas (10 Juni 1995).
Al-Banna, H. (2004). Memoar Hasan Al-Banna Untuk Dakwah dan Para Dainya. Solo: Era Intermedia.
Alesyanti. (2003). Revitalisasi Nilai Moral Sosial Adat Minangkabau dalam Kehidupan Keluarga. Disertasi. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Aly, B. (2007). ‘’ 60 Tahun Indonesia-Mesir’’. Seputar Indonesia (16 juni 2007).
Badri, J. (1994). Kiat Diplomasi Mekanisme dan Pelaksanaannya. Jakarta: Sinar Harapan.
Budiardjo, M. (2003). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dekker, I. N. (1971). Sedjarah Indonesia Baru 1945-1949 Revolusi Nasional atau Perang Kemerdekaan. Malang: IKIP Malang.
Departemen Luar Negeri Republik Indonesia. (1971). Dua Puluh Lima Tahun Departemen Luar Negeri 1945-1970. Jakarta: Pertjetakan Ofsett Kawal.
Fakta dan Dokumen-dokumen Untuk Menjusun Buku Indonesia Memasuki Gelanggang Internasional Sub Periode: Kabinet Hatta ke I Dari Tanggal 29-12-1948 Sampai 19-12-1948, Periode III : Dari Proklamasi kemerdekaan Ke Pengakuan Kedaulatan dari 17 Agustus 1945 sampai Achir Desember 1949.
George, M. (1986). Australia dan Revolusi Indonesia. Jakarta: PT. Pantja Simpati.
Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.
Hatta, M. (1979). Memoir. Jakarta: Tintamas.
Kartini, R. A. (1979). Habis Gelap terbitlah Terang. Jakarta: Balai Pustaka.
Konperensi Medja Bundar. Rapat Penutup Konperensi Yang Kedua, Hari Rebo 2 Nopember 1949.
Kutojo, S. & Safwan, M. (1974). Riwayat Hidup dan Perjuangan H. Agus Salim. Bandung: PT Angkasa
Lampiran dari buku “Fakta dan Dokumen-dokumen Untuk Menjusun Buku Indonesia Memasuki Gelanggang Internasional Sub Periode: Selama Kabinet Sjahrir, Periode III: Dari Proklamasi kemerdekaan Ke Pengakuan Kedaulatan dari 17 Agustus 1945 sampai Achir Desember 1949”.
Lapian, A. B. & Drooglever, P. J. (1992). Menelusuri Jalur Linggarjati. Jakarta: Grafiti.
Machmudi, Y. (2005). Partai Keadilan Sejahtera: Wajah Baru Politik Islam di Indonesia. Bandung: Harakatuna Publishing.
Mochtar, K. (1984). “Agus Salim Manusia Bebas”, dalam Seratus Tahun Haji Agus Salim. Jakarta: Sinar Harapan.
Mukayat. (1982). Haji Agus Salim the Grand Old Man of Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Nasroen, M. (1971). Dasar Falsafah Adat Minangkabau. Jakarta: Bulan Bintang.
Nasution, A. H. (1978). Sekitar Perang kemerdekaan Indonesia Jilid 4. Bandung: Angkasa.
Nasution, A. H. (1978). Sekitar Perang kemerdekaan Indonesia Jilid 5. Bandung: Angkasa.
Nasution, D. (1988). Perang Atau Damai dalam Wawasan Politik Internasional. Bandung: Remadja Karya.
Panitia Peringatan Seratus Tahun Haji Agus Salim. (1984). Seratus Tahun Haji Agus Salim. Jakarta: Sinar Harapan.
Pembukaan Konperensi Medja Bundar Rapat Umum Pertama, Selasa Tanggal 23 Agustus 1949.
Roem, M. (1972). Bunga Rampai Dari Sedjarah. Jakarta: Bulan Bintang.
Roem, M. (1989). Diplomasi: Ujung Tombak Perjuangan RI. Jakarta: PT Gramedia.
Salam, S. (1961). Hadji Agus Salim Hidup dan Perdjuangannya. Jakarta: Djajamurni.
Salim, H. A. (1954). Djejak Langkah. Jakarta: Tintamas.
Sjamsudin, H. (1996). Metodologi Sejarah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Sriyono, A. A. (2004). Hubungan Internasional Percikan Pemikiran Diplomat Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Suhatno. (1995). Tokoh-tokoh Pemikir Paham Kebangsaan. Jakarta: Depdikbud.
Sularto, S. (Ed.). (2004). H. Agus Salim (1884-1954) Tentang Perang, Jihad dan Pluralisme. Jakarta: Gramedia.
Sunkar, H. (1995). Menengok Sejarah diplomasi RI. Jurnal Luar Negeri No. 30 Edisi Desember 1995. Bandung: Alumni.
Suryadinata, L. (1998). Politik Luar Negeri Indonesia di Bawah Soeharto. Jakarta: LP3ES.
Suwirta, A. (2005). Sejarah Intelektual: Percikan Pemikiran dari Dunia Barat dan Islam. Bandung: Suci Pres.
Tarbawi Edisi Khusus. (2004). “Keajaiban Surat Cinta “The Grand Old Man, Haji Agus Salim Sekeping Rindu dari Kairo dan Muntok”. (Desember 2004).
Tn. (1947). “Indonesia di Konperensi Inter-Asia”. Ra’jat (24 Maret 1947).
Tn. (1947). ‘’ Wakil Indonesia ke Kairo ‘’. Ra’jat (28 Maret 1947).
Tn. (1947). ‘’ Kesan2 dari Konperensi Inter Asia ‘’. Ra’jat (28 Maret 1947).
Tn. (1947). “Baswedan Tiba Di Singapoera”. Ra’jat. (26 Juni 1947).
Tn. (1947). “Bapak Masih Koeat”. Berita Indonesia. (30 Oktober 1947).
Tn. (1947). “Dari Mesir Dimoelai Kemenangan Kita”. Berita Indonesia (12 juni 1947).
Tn. (1947). “Simpati dan Bantoean Mesir”. Berita Indonesia (4 September 1947).
Tn. (1947). “Politik Damai Berdjalan Teroes”. Ra’jat (4 Juli 1947).
Tn. (1947). “Sjahrir-Salim Moengkin ke Lake Succes”. Berita Indonesia. (2 Agustus 1947).
Tn. (1947). “Hadji A. Salim Ketoea Delegasi”. Ra’jat (7 Juli 1947).
Tn. (1947). “Mesir dan Mas’alah Indonesia”. Berita Indonesia (12 November 1947).
Tn. (1947). “Pak Salim: Perkoeat Tekad Kita”. Berita Indonesia (1 November 1947).
Tobing, K. M. L. (1986). Perjuangan Politik Bangsa Indonesia – Linggarjati. Jakarta: Gunung Agung.
Ubain, B. A. & Moein, M. (1984). “Konperensi Hubungan Antar Asia”, dalam Seratus Tahun Haji Agus Salim. Jakarta: Sinar Harapan.
Wild, C. & Carey, P. (1986). Gelora Api Revolusi. Jakarta: Gramedia.
Yusuf, S. (1989). Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Zed, M. (2004). “The Founding Father dari Negeri Kata-kata”, dalam Seratus Tahun Haji Agus Salim. Jakarta: Sinar Harapan.
Zufri, S. (1981). Kaleidoskop Politik di Indonesia Jilid 2. Jakarta: Gunung Agung.
DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v2i2.16625
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
INDEXED
TOOLS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Alamat Redaksi: Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Departemen Pendidikan Sejarah, Lantai 2, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154