Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Biografi Bupati R.A.A. Kusumadiningrat (1839-1886) sebagai Sumber Belajar Sejarah

Yulia Sofiani, Cici Nurfadillah

Abstract


Dewasa ini, sistem pendidikan membutuhkan nilai-nilai kearifan di dalam kehidupan dan lingkungan. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada daya kognitif peserta didik, tetapi juga melibatkan daya afektif dan psikomotorik. Kearifan lokal (daerah) sebagai gagasan setempat, memberikan sinerginats keilmuan antara pengembangan kognitif dengan ranah afektif peserta didik. Hal ini dikarenakan, kearifan lokal mengandung nilai-nilai kebijaksanaan di dalam kehidupan. Kearifan lokal dapat dihubungkan ke dalam dunia pendidikan melalui pembelajaran sejarah. Dalam dimensi sejarah lokal yang akan terintegrasi ke dalam pembentukan sejarah nasional. Di Indonesia, terdapat kearifan lokal yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Kearifan lokal tersebut salah satunya termuat dalam biografi seorang bupati R.A.A. Kusumadiningrat. Biografi R.A.A. Kusumadiningrat mengandung nilai-nilai kearifan lokal, mengenai hubungannya dengan manusia dan alam. Beberapa kebijakan yang diterapkan mengandung nilai-nilai kearifan untuk menjaga ekosistem alam dan penguatan ikatan sosial antar manusia. Kebijakan tersebut seperti tradisi bubujeng, marak, onom, tradisi memakai minyak gaharu dan kebijakan penanaman kitri bagi rakyat yang hendak menikah. Ke-enam tradisi ini memiliki makna-makna kearifan dalam kehidupan.


Full Text:

PDF

References


Abdullah, T. (2010). Sejarah lokal di indonesia (edisi 10). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Asnawir & Usman, B. (2002). Media pembelajaran. Jakarta Selatan: Ciputat Pres.

Daud, S. (2013). Antara biografi dan historiografi (studi 36 buku biografi di Indonesia). Analisis, volume XIII, Nomor 1, juni.

Degeng, I Nyoman S. (1990). Ilmu pembelajaran taksonomi variabel. Jakarta: Departemen Pendidikan.

Demircioglu, E. (2016). Teacher candidates’ attitudes to using oral history in history education. Journal of Education and Training Studies, vol. 4 no. 6 / Jun 2016.

Duffy, M. T., & David H. Jonassen. (1992). Constructivism and the technology of instruction. New York: Routledge.

Foster, R., dan Goudie, K. (2015). Miss, did this really happen here? Exploring big overviews through local depth. Teaching History, no. 160 Sep 2015.

Fung, D., & Angie Su . (2016). The influence of liberal studies on students’ participation in socio-political sctivities: The case of the umbrella movement in hongkong. Oxford Review of Education, vol. 42 no. 1 / 2016.

Hasan, S. H. (2019). Pendidikan sejarah untuk kehidupan abad ke-21. Historia: Jurnal Pendidik dan Penelitia Sejarah.Vol. II, No.2.

Hasbullah. (2006). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Harrison, N. (2012). Putting history in Its place: Grounding the australian curriculum--history in local community. Australian association for research in education (NJ1), Paper presented at the Joint Australian Association for Research in Education and Asia-Pacific Educational Research Association Conference (AARE-APERA 2012) World Education Research Association (WERA) Focal Meeting (Sydney, New South Wales, Australia, Dec 2-6, 2012).

Hawkey, K. (2015a). Whose history is this anyway? Social justice and a history curriculum. Education, Citizenship and Social Justice, vol. 10 no. 3 / Nov 2015.

Hawkey, K. (2015b). Moving forward, looking back--historical perspective, “big history” and the return of the “longue durée”: Time to develop our scale hopping muscles. Teaching History, no. 158 / March 2015.

Januszewski, A., & Molenda. (2008). Educational technology: a definition with complementary. New York: Lawrence Erlbaum Associates.

Kahn, R. (2010). Critical pedagogy: ecoliteracy & planetary crisis.The ecopedagogy movement. NY: Peter Lang.

Kesiman, M. W. A., dan Ketut Agustini. (2012). The implementation of hypertext-based learning media for a local cultural based learning. Journal of Information Technology Education: Innovations in Practice, vol. 11 / 2012.

Kochhar, S.K. (2008). Pembelajaran sejarah (Teaching of history). Jakarta: Grassindo.

Magro, Graca; de Carvalho, J.R., & Maria Jose Marcelino.(2014). Improving history learning through cultural heritage, local history and technology. International Association for Development of the Information Society, Paper presented at the International Conference on Mobile Learning. 2014 (10th, Madrid, Spain, Feb 28-Mar 2, 2014.

Marino, M. P. (2012). Urban space as a primary source: local history and historical thinking in new york city. Social Studies, volume 103 no. 3 page 107-116/ 2012.

Marino, M. P. and Smith, M. (2012). Doing local history: A case study of new brunswick, new jersey. Social Studies, vol. 103 no. 6 / 2012.

Musa, M. I., & Nurhaidah. (2015). Dampak pengaruh globalisasi bagi kehidupan bangsa indonesia. Jurnal Pesona Sadar.Vol.3, No.3.

Oguzhan, K. (2015). Teaching Local History Using Social Studies Models for Turkish Middle School Students. Educational Research and Reviews, vol. 10 no. 8 / April 2015.

Perez, K d & Kite, S. It’s not the end of the world, but you can see It from here: The importance of local history in a rural setting. History Teacher, vol. 44 no. 2 / February 2011.

Pornpimon, C., Wallapha, A., & Chusorn Prayuth. (2014). Strategy challenges the local wisdom applications sustainability in schools. Procedia - Social and Behavioral Sciences, Volume 112, 7 February 2014.

Rahadiansyah, T., dan A. Prayitno. (2011). Transformasi nilai kearifan lokal dalam pendidikan bangsa: Dialektika pentingnya pendidikan berbasis local Genius. Jakarta: Universitas Trisakti Press

Ramadhan, G. G. (2017). Kabupaten galuh di bawah kepemimpinan R.A.A. Kusumadiningrat (1839-1886). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Rogers, A. M. Becoming more “Civic” through the Study of local history. ProQuest LLC, Ph.D. Dissertation, The Pennsylvania State University.

Romadi dan Kurniawan, G. F. (2017). Pembelajaran sejarah lokal berbasis folklore untuk menanamkan nilai kearifan lokal kepada siswa. Sejarah dan Budaya, vol. 11 no. 1 / Juni 2017.

Schul, J. E. (2015). Pedagogical triangulation: The mergence of three traditions in history instruction. Social Studies, vol. 106 no. 1 / 2015.

Seels, Barbara B. & Richey, R.C. (1994). Instructional iechnology: The definition and domains of the field. Washington D.C.: Association for Educational Communications and Technology.

Sofiani, Y. (2012). R.A.A. Kusumadiningrat dan R.A.A. Kusumasubrata-Gaya Hidup Bupati-Bupati Galuh.Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta

Supriatna, N. (2016). Ecopedagogy. membangun kearifan Ekologis dalam pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutarman, U. (2017). Penerapan konsep kearifan lokal masyarakat sunda (sabilulungan) dalam pembelajaran sejarah. Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, vol. 1 no. 1 / 2017.

Wagiran, (2012). Pengembangan karakter berbasis kearifan lokal hamemayu hayuning bawana. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun ke-2, No. 3, LPPM UNY.

Widja, I Gede. (1989). Sejarah lokal suatu perspektif dalam pengajaran sejarah. Jakarta: Depdikbud.

Zee, Y ; Ling Li; Chengchen Zhu; Lexiang Ghuo; Liangyong Huang. (2013). Local Identity of no-fee preservice students and Its impact on their localized professional orientation. Chinese Education and Society, vol. 46 no. 2-3/ Mar-Jun 2013.




DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v3i2.24049

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah 


INDEXED

   

 

TOOLS

     

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Alamat Redaksi: Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Departemen Pendidikan Sejarah, Lantai 2, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154

 

View "Jurnal Historia" Stats