Pemahaman Sejarah Lokal, Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Membina Sikap Patriotisme Siswa (Studi Korelasi pada SMA Negeri Se-Kabupaten Banjar)
Abstract
Kemerosotan sikap patriotisme siswa dewasa ini patut perhatian antara lain dengan menanamkan pemahaman sejarah lokal, kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara pemahaman sejarah lokal di Kalimantan Selatan, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif secara terpisah dan bersama-sama dengan sikap patriotisme.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri se Kabupaten Banjar, dengan metode kuantitatif korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri Se Kabupaten Banjar. Sampel penelitian sebanyak 202 siswa dari populasi berjumlah 488 siswa. Proses pengumpulan data menggunakan instrumen tes pemahaman sejarah lokal, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, dan angket sikap patriotisme. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi, regresi sederhana dan regresi ganda dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan (1) ada hubungan positif signifikan antara pemahaman sejarah lokal di Kalimantan Selatan (X1) dengan sikap patriotisme (Y) dengan nilai korelasi r = 0,611, t = 12,87 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. (2) ada hubungan positif signifikan antara kemampuan berpikir kritis (X2) dengan sikap patriotisme (Y) dengan nilai korelasi r = 0,707, t = 16,716 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. (3) ada hubungan positif signifikan antara kemampuan berpikir kreatif (X3) dengan sikap patriotisme (Y) dengan nilai korelasi r = 0,718, t = 17,207 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. (4) ada hubungan secara simultan antara pemahaman sejarah lokal (X1), kemampuan berpikir kritis (X2) dan kemampuan berpikir kreatif (X3) dengan sikap patriotisme (Y) dengan nilai F sebesar 241,7 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hasil analisis diperoleh nilai R2 sebesar 0,724 yang berarti variabel yang dipilih pada variabel independen (pemahaman sejarah lokal, kemampuan berpikir kritis dan kreatif) dapat menerangkan variabel dependen (sikap patriotisme) dengan kontribusi 72,4% sedangkan sisanya 27,6% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, T. & Surjomihardjo, A. (1985). “Arah Gejala dan Perspektif Studi Sejarah Indonesia”. Ilmu Sejarah dan Historiografi, Arah dan Perspektif. Jakarta: Gramedia.
Adair, J. (2007). The Art of Creative Thinking. London: Kogan Page.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kochhar, S. K. (2008). Pembelajaran Sejarah. Jakarta: Grasindo.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Wooley, S. F. (2015). “Critical Thinking”. Encyclopedia of Cross-Cultural School Psychology. Online: http://link.springer.com/book/10.1007/978-0-387- 71799-9.
DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v2i1.12569
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
INDEXED
TOOLS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Alamat Redaksi: Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Departemen Pendidikan Sejarah, Lantai 2, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154