Pikukuh : Kajian Historis Kearifan Lokal Pitutur dalam Literasi Keagamaan Masyarakat Adat Baduy
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Danasasmita, S dan Djatisunda, A. (1986). Kehidupan masyarakat kanekes. Bandung: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi) Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Ekajati, E.S. (2005). Kebudayaan sunda suatu pendekatan sejarah. Bandung: Pustaka Jaya
Endang, S. (2006). Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa pada sistem sosial masyarakat Kanekes, Bandung: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Garna, J. K. (1974). Masyarakat dan kebudayaan Baduy I dan II. Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Universitas Padjajaran.
Garna, J. K. (1987). Orang Baduy. Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia.
Garna, J. K. (1988a). Perubahan sosial budaya baduy. Yogyakarta: Bentara Budaya.
Garna, J. K. (1988b). Tangtu Telu Jaro Tujuh: Kajian Struktural Masyarakat Baduy di Selatan Jawa Barat. Universitas Kebangsaan Malaysia.
Garna, J. K. (1992). Sistem budaya Indonesia. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran.
Garna, J. K. (1993). Perubahan sosial budaya Baduy, Koenjaraningrat (ed), Masyarakat terasing di Indonesia, Jakarta: Depsos RI, Dewan Nasional Indonesia Untuk Kesejahteraan Nasional.
Garna, J.K. (1997). Orang baduy di Jawa: sebuah studi kasus mengenai adaptasi suku asli terhadap pembangunan, dalam Lim Teck Ghee dan Alberto G. Gomes (1997). Suku asli dan pembangunan di Asia Tenggara. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kuntowijoyo. (1987). Budaya dan masyarakat. Jogjakarta: Tiara Wacana.
Marfai, MA. (2012). Pengantar etika lingkungan dan kearifan lokal. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ma’ruf, J. (2012). Pendekatan antropologi dalam kajian Islam. Artikel Pilihan Dalam Deroktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI.
Mufid, A.S. (2012). (Ed). Dinamika Perkembangan Sistem Kepercayaan Lokal di Indonesia. Jakarta, Badan Litbang Dan Diklat Kementrian Agama, RI.
Mulkan, A.M. (2001). “Dilema Manusia Dengan Diri dan Tuhan” kata pengantar dalam Th. Sumartana (ed.) (2001). Pluralis, konflik, dan pendidikan agama di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Permana, R.C.E. (2006). Tata ruang masyarakat Baduy. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Permana, C.E.(2010). Kearifan lokal masyarakat Baduy dalam mitigasi bencana. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Rangkuti, N. (1988). Gelegak tradisi tua tanah Kanekes, dalam orang Baduy dari inti jagat. Jogjakarta: Bentara Budaya.
Rangkuti, N. (ed). (1998). Orang baduy sari inti jagat. Yogyakarta: Bentara Budaya.
Sartini. (2009). Mutiara kearifan lokal nusantara. Yogyakarta: Kepel
Scharf, B.R. (1995). Kajian sosiologi agama. Jogjakarta: Tiara Wacana
Soekanto, S. (1990). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suhandi, A. (1988). Tata kehidupan masyarakat Baduy di propinsi Jawa Barat. Bandung, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.
Suparmini, dkk, (2014). Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Baduy. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 19, No.1. April 2014
Yuliadi, S. (2006). Asal mula orang Baduy: kampung cibeo dan kanekes Banten. Bandung: Pustaka Setia.
Van Hoevell, WR (1867). Bijdragen tot de kennis der badoeenen in het zuiden der residentie Bantam. Cambridge: Blackwell.
Wawancara dengan Ayah Mursid, pada tanggal 8 Agustus 2017 di kampung Cibeo
Wawancara dengan Ayah Nalim tanggal 8 Agustus 2017 di Kampung Cibeo Baduy Dalam
DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v3i2.24347
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
INDEXED
TOOLS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Alamat Redaksi: Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Departemen Pendidikan Sejarah, Lantai 2, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154