Gagasan Persatuan dalam Surat Kabar Tjahaja Betawi Masa Kolonial 1923 -1924
Abstract
This research examines the idea of Betawi unity voiced by the Tjahaja Betawi newspaper during the colonial period. As the first newspaper published by the Betawi Association, Tjahaja Betawi highlights the importance of unity among the Betawi people in supporting the struggle for Indonesian independence. Using the historical method and the Tjahaja Betawi articles of 1923–1924 as the primary source, this study traces how local media and ethnic organizations played a role in the dynamics of colonial politics. The results of the study show that Tjahaja Betawi builds the idea of Betawi unity through three main aspects: (1) Islam as the foundation of unity, (2) the importance of the Betawi community’s support for the Betawi Association materially and non-materially, which is manifested through a solid and adhesive organizational structure in the form of love and affection between its members, and (3) Betawi unity as a bridge to Indonesian unity. These findings show the contribution of Tjahaja Betawi in shaping collective consciousness and strengthening the solidarity of the Betawi community, as well as enriching the understanding of the socio-political dynamics of the Betawi ethnic group during the colonial period.
Abstrak
Penelitian ini mengkaji gagasan persatuan Betawi yang disuarakan oleh surat kabar Tjahaja Betawi pada masa kolonial. Sebagai surat kabar pertama yang diterbitkan oleh Perhimpunan Kaum Betawi, Tjahaja Betawi menyoroti pentingnya persatuan di kalangan masyarakat Betawi dalam mendukung perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Dengan menggunakan metode sejarah dan menjadikan artikel-artikel Tjahaja Betawi tahun 1923–1924 sebagai sumber utama, penelitian ini menelusuri bagaimana media lokal dan organisasi etnis berperan dalam dinamika politik kolonial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tjahaja Betawi membangun gagasan persatuan Betawi melalui tiga aspek utama: (1) Islam sebagai landasan persatuan, (2) pentingnya dukungan masyarakat Betawi terhadap Perhimpunan Kaum Betawi secara materiil dan non-materiil, yang diwujudkan melalui struktur organisasi yang solid dan perekat berupa cinta serta kasih sayang antaranggotanya, dan (3) persatuan Betawi sebagai jembatan menuju persatuan Indonesia. Temuan ini memperlihatkan kontribusi Tjahaja Betawi dalam membentuk kesadaran kolektif dan memperkuat solidaritas masyarakat Betawi, sekaligus memperkaya pemahaman tentang dinamika sosial-politik etnis Betawi pada masa kolonial.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, A. (2017). Ethical politic and emergence of intellectual class. Paramita: Historical Studies Journal, 27(1), 34–49. https://doi.org/10.15294/paramita.v27i1.6674
Adam, A., Loebis, A., & Joebhaar, M. (2003). Sejarah awal pers dan kebangkitan kesadaran keindone-siaan, 1855–1913. Hasta Mitra.
Azhari, I., Sidiq, R., & Purnamasari, I. (2022). The role of newspapers published in North Sumatra during Indonesia’s independence struggle between 1916–1925: A content analysis. F1000Research, 11, 249. https://doi.org/10.12688/f1000research.53442.2
Blackburn, S. (2004). Jakarta: Sejarah 400 tahun. Masup Jakarta.
Booth, A. (2021). The implications of economic change in Indonesia for social class-formation. Bi-jdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 177(4), 461–490. https://doi.org/10.1163/22134379-bja10079
Doenia Isteri. (1940, Februari). Berita Kaoem Betawi.
Javasche Courant. (1924). Statuten van de vereeninging “Kaoem Betawi” de Batavia.
Tjahaja Betawi. (1923, Juli 15). [Judul tidak tersedia].
Tjahaja Betawi. (1923, Juli 15). Pechabaran Perhimpoenan “Kaoem Betawi.”
Tjahaja Betawi. (1923, Juli 15). Pemandangan.
Tjahaja Betawi. (1923, Juli 15). Pendahoeloean.
Tjahaja Betawi. (1923, Juli 15). Pendahuluan.
Tjahaja Betawi. (1923, Juli 15). Perhimpoenan “Kaoem Betawi”.
Tjahaja Betawi. (1923, Juli 15). Perkoempoelan.
Tjahaja Betawi. (1923, Agustus 15). Kebenaran membawa kemenangan.
Tjahja Betawi. (1924, Juli 15). Kepada leden Kaoem Betawi.
Tusaddiah, H., Simamora, L. P., Ginting, A. A., & Sinaga, R. (2024). Peran pers dalam penyebaran gaga-san dan pemikiran intelektual masa pergerakan nasional Indonesia di Sumatra Utara. Innovative: Journal of Social Science Research, 4(3), 7205–7218. https://doi.org/10.31004/innovative.v4i3.10122
Utama, W. S. (2017). Nasionalisme dan gagasan kebangsaan Indonesia awal: Pemikiran Soewardi Suryaningrat,
Tjiptomangoenkusumo dan Douwes Dekker 1912–1914. Lembaran Sejarah, 11(1), 51. https://doi.org/10.22146/lembaran-sejarah.23783
DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v8i1.81338
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2025 Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
INDEXED
TOOLS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Alamat Redaksi: Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Departemen Pendidikan Sejarah, Lantai 2, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154