MODEL PEMBELAJARAN TIPOLOGI MAZHAB (ISLAM-SUFI DAN ISLAM-SYARI'AT) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI

M Wildan Yahya, Munawar Rahmat

Abstract


Abstract. In Sufi order (tarekat), Islam-Sufi is the practice of Islam that is bound in the teacher-student relationship. Can Islam-Sufi be implemented in universities? The study aims to examine the effectiveness of the madhhab typology learning models (Islam-Sufi and Islam-Syari’at) to improve the understanding and tolerance of madhhab among students. This research uses the R&D approach. The initial stage of testing the limited model at Universitas Islam Bandung (UNISBA) and Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). The results of the study show that the learning model of madhhab typology is effective in increasing students’ understanding and tolerance of the diversity  madhhabs. Before lecturing, students looked at Sufism as foreign entity influenced by non-Islamic teaching. But after lectures (six times meetings), they mostly accepted and argued that Sufism had a strong basis from the Quran, the Sunnah, and the practice of pious Ulamas. 

 

 

Abstrak. Dalam tarekat, Islam-Sufi adalah pengamalan Islam yang diikat dalam hubungan guru-murid. Bisakah Islam-Sufi diimplementasikan di universitas? Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model pembelajaran tipologi mazhab (Islam-Sufi dan Islam Syari’at) untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi bermazhab di kalangan mahasiswa dalam perkuliahan Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan R&D. Tahap awal uji-coba model dilakukan secara terbatas di Universitas Islam Bandung (UNISBA) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran tipologi mazhab (Islam-Sufi dan Islam-Syari’at) terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman dan toleransi mahasiswa terhadap mazhab yang berbeda. Sebelum perkuliahan mahasiswa umumnya memandang asing Islam-Sufi. Bahkan sebagian kecil dari mereka kurang menerimanya dengan tuduhan Islam-Sufi sebagai pengaruh non-Islam. Tetapi setelah perkuliahan (enam kali tatap muka), mereka kebanyakan menerimanya dan berpendapat bahwa Islam-sufi memiliki basis yang kuat dari Al-Quran, Al-Sunnah, dan praktek para Ulama saleh.

 


Keywords


Islamic education; madhhab typology; Islam-sufi; Islam-syari'at; tolerance of madhhab

Full Text:

PDF

References


Afandi, Abdullah Khozin (2009). Tasawuf: Menghidupkan Hati Bersinar. Surabaya: Visi Humanika.

Afandi, Abdullah Khozin (2001). ”Ilmu Hakekat Kajian Tasawuf Syaththariyah”, dalam Afandi, Khozin & Afandi, Bisri (2001). Satrio Paningit: Medal Ilmu Hakekat Sejati. Bandung: Pustaka Pondok Sufi.

Alba, Cecep & Suchrowardi (2005). Tasawuf Qurani: Zikir itu Ruh Ibadah, Tasikmalaya: Latifah Press IAILM Suryalaya.

Asyafah, Abas (2019). Menimbang Model Pembelajaran (Kajian Teoretis-Kritis atas Model Pembelajaran dalam Pendidikan Islam). TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 1 (2019), p. 19-32. DOI: https://doi.org/10.17509/t.v6i1.20569.

Bruinessen, Martin van (1999). Kitab Kuning. Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia. Bandung: Mizan. Cetakan ketiga.

Dabla, Bashir A. (1992). Dr. Ali Syari`ati dan Metodologi Pemahaman Islam. Terjemahan Bambang Gunawan. Jurnal Al-Hikmah, Yayasan Muthahhari No.4, Rabi` Al-Tsani-Sya`ban 1412/Nopember 1991-Februari 1992.

Dhofier, Zamachsyari (1994). Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai. Jakarta: LP3ES.

Hilal, Ibrahim (2002). Tasawuf antara Agama dan Filsafat: Sebuah Kritik Metodologis. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Hidayah.

Islamku, Blogspot (2013). Ma`rifatullah. Diakses dari http://artikelislamiku.blogspot.com, Oktober 2013.

Ma’zumi, Syihabudin, dan Najmudin (2019). Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Sunnah: Kajian Atas Istilah Tarbiyah, Taklim, Tadris, Ta’dib dan Tazkiyah. TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019), p. 194-209. DOI: https://doi.org/10.17509/t.v6i2.21273.

Nasution, Harun (editor) (1990). Thoriqot Qōdiriyah Naqsabandiyah: Sejarah. Asal Usul dan Perkembangannya. Tasikmalaya: IAILM Suryalaya.

Nawawi, Ibnu (2018). Cara Menggapai Makrifat Menurut KH Subkhan Makmun. Diakses dari https://www.nu.or.id/post/read/88701, 2 April 2018.

Nur, Faisal Muhammad (2017). Perspektif Zikir di Kalangan Sufi. SUBSTANTIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017, p. 189-198. DOI: http://dx.doi.org/10.22373/subtantia.v19i2.2884.

Praja, Juhaya S. (1990), „TQN Pondok Pesantren Suryalaya dan Perkembangannya Pada Masa Abah Anom (1950-1990)“, dalam Nasution, Editor (1990). Thoriqot Qodiriyyah Naqsyabandiyyah: Sejarah, Asal-Usul, dan Perkembangannya. Tasikmalaya: Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM).

Rahmat, Munawar (2018). Model Perkuliahan Pendidikan Agama Islam Yang Damai, Moderat, dan Toleran. NADWA - Jurnal Pendidikan Islam UIN Walisongo Semarang, Vol. 12, No 1 (2018), 39-64. DOI: https://doi.org/10.21580/nw.2018.12.1.2180.

Rahmat, Munawar (2018b). Kiai Hasan Ulama Mursyid Tarekat Shaththariah As a Pioneer of Modern Pesantren. JPI - Jurnal Pendidikan Islam UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta, Volume 7, Nomor 1, June 2018/1439, 1-22. DOI: https://doi.org/10.14421/jpi.2018.71.1-22.

Rahmat, Munawar (2010). Proses Pendidikan Insan Kamil di Pondok Sufi Ilmu Syaththariah Pondok Pesantren Sumber Daya At-Taqwa Tanjunganom Nganjuk Jawa Timur. ALQALAM – Jurnal Kajian Keislaman (UIN Banten), Vol. 27 No. 1 (Januari- April 2010), 1-34. DOI: http://dx.doi.org/10.32678/alqalam.v27i1.578.

Rahmat, Munawar & Fahrudin (2018). The Learning Model of Madhhab Typology NU-Muhammadiyah in Islamic Religious Education. International Journal Pedagogy of Social Studies, Vol. 3 (1), 2018, 59-78. DOI: http://dx.doi.org/10. 17509/ijposs.v3i1.10631.

Rahmat, Munawar; Supriadi, Udin; & Fahrudin (2016). The Development of Sufistic `Core` Character-Based Quranic Stories Learning Model in Islamic Education for The Improvement of The Students` Behavior. Journal Man in India, Vol. 96 (12), 5099-5111.

Quran, Digital (2013). Al-Quran dan Terjemahnya (dalam Digital Quran ver 3.1).

Saifuddin, Luqman Hakim (Menteri Agama RI) (2016). Belajar Agama pada Ulama, Bukan di Dunia Maya. Diakses dari http://kemenag.go.id, 28 Januari 2016.

Simuh (1996). Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Suryanegara, Ahmad Mansur (1998). Menemukan Sejarah. Bandung: Mizan.

Yahya, Habib Muhammad Luthfi bin (2018). Penjelasan Al-Qur'an tentang Sosok Ahli Dzikir. Diakses dari https://islam.nu.or.id/post/read/95128, 31 Agustus 2018.

Yahya, M. Wildan, Dkk (2017). Tafsir Al-Quran Juz XIV. Bandung: Penerbit Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK) Universitas Islam Bandung.

Zakaria, K.H. Aceng (Pimpinan Pusat Persatuan Islam) (2008). Makna Dzikir dalam Al-Quran. Diakses dari https://pwkpersis.wordpress.com, 28 April 2008.




DOI: https://doi.org/10.17509/t.v7i1.23926

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Indexed by:

           

          

 

 

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education  is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.