Efektivitas Penambahan Bawang Putih terhadap Kualitas dan Umur Simpan

Nofia Ulan Sari, Rahmi Holinesti, Wiwik Gusnita, Sari Mustika

Abstract


Tahu adalah salah satu produk olahan kedelai yang memiliki cita rasa yang hambar dan umur simpan terbatas. Bawang putih merupakan alternatif pengawet alami yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan umur simpan tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak dari penambahan bawang putih terhadap kualitas bentuk, warna, aroma, tekstur, dan rasa tahu yang dihasilkan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer, kemudian dianalisis menggunakan metode Analisis Varian (ANAVA) dilanjutkan dengan Uji Duncan. Berdasarkan hasil pengamatan tahu dengan penambahan bawang putih 45 g yang disimpan pada suhu ruang dapat bertahan selama 48 jam dan di suhu dingin 5oC dapat bertahan selama 240 jam.


Keywords


bawang putih; kualitas; pengawet alami; tahu; umur simpan

Full Text:

PDF

References


Agustin, P. Y., & Ismawati, R. (2017). Pengaruh penambahan puree tahu terhadap sifat organoleptik wingko. E-journal boga, 5(3), 42-50.

Andarwulan, N., Nuraida, L., Adawiyah, D. R., Triana, R. N., Agustin, D., & Gitapratiwi, D. (2018). Pengaruh perbedaan jenis kedelai terhadap kualitas mutu tahu. Jurnal Mutu Pangan: Indonesian Journal of Food Quality, 5(2), 66-72.

Azizah, D. N. (2017). Penambahan tepung pra-masak buah sukun (Artocarpus altilis) pada pembuatan saus tomat. Edufortech, 2(2), 107-113.

Badan Pusat Statistik (2022). Konsumsi tahu perminggu.

Burhan, M., Syahril, M., Akbar, M., Bambang, H. B., Juasmin, A., Aizyah, N., ... & Elihami, E. (2022). Olahan makanan ringan bernutrisi berupa kerupuk dari bahan tahu tempe produksi Desa Pasui, Kecamatan Buntu-Batu, Kabupaten Enrekang. Maspul journal of community empowerment, 4(2), 365-372.

Choirul, A. (2017). Pemanfaatan bawang putih dan daun pandan sebagai pengawet alami tahu ditinjau dari masa simpan dan tingkat kesukaan. Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 9(1), 10-19.

Hamid, H. W., Limonu, M., & Maspeke, P. N. (2021). Pengaruh konsentrasi bubuk daun kelor (Moringa oleifera) sebagai pengawet alami terhadap kualitas dan organoleptik tahu. Jambura Journal of Food Technology, 3(2), 62-74.

Harris, H., & Fadli, D. M. (2014). Penentuan umur simpan (shelf life) pundang seluang (Rasbora sp) yang dikemas menggunakan vakum dan tanpa vakum. Saintek Perikanan: Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 9(2), 53-62.

Hendra. (2017). Pengaruh pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum L) dan lama penyimpanan terhadap daya awet tahu putih. Jurnal Biota, 3(2), 54-59.

Izwardy D, Mahmud MK, Hermana, & Nazarina (2018). Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. In Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Juliana, N., & Megasari, W. O. (2021). Analisis kualitas tahu melalui penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) industri rumah tangga UD. Sari Makmur Desa Wakobalu. Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 100-107.

Kiramang, K., Hidayat, M. N., & Ardiansyah, A. (2016). Pertumbuhan salmonella sp. dengan variasi pertumbuhan bawang putih (Alium sativum) pada telur asin. Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan, 3(1), 1-16.

Manoe, J. A., Hinga, I. A. T., & Setyobudi, A. (2019). Uji organoleptik produk tahu berdasarkan suhu dan lama penyimpanan terhadap mutu tahu di Kabupaten Kupang. Timorese Journal of Public Health, 1(2), 96-108.

Maulana, R., Nurrahman, N., & Suyanto, A. (2021). Total mikroba, kekenyalan, dan sifat sensori tahu putih berdasakan perbedaan lama perendaman dalam larutan belimbing wuluh. Jurnal Pangan dan Gizi, 11(2), 142-150.

Murni, M., Handayani, S. U., Ariyanto, H. D., Sutrisno, S., & Ariwibowo, D. (2021). Peningkatan hygienitas industri tahu melalui perbaikan sistem pemasakan dan lingkungan kerja. Jurnal Pengabdian Vokasi, 2(2), 111-115.

Nuranisa, H. A., Prasetyaningsih, Y., & Marlina, L. (2017). Pengaruh bubuk bawang putih dan garam dapur terhadap masa simpan tahu pada suhu kamar dalam lingkungan asam: bahan pengawet tahu. Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik, 16(2), 17-24.

Musthofa, W. R. (2018). Pengaruh konsentrasi perasan jeruk nipis terhadap kualitas tahu dan total mikroba (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).

Pajan, S. A. (2016). Potensi antibakteri air perasan bawang putih (Allium sativum L) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pharmacon, 5(4), 77-89.

Sari, D. R., & Prayitno, S. B. (2014). Pengaruh perendaman ekstrak bawang putih (Allium sativum L) terhadap kelulushidupan dan histologi ginjal ikan lele (Clarias gariepinus) yang diinfeksi bakteri “Edwardsiella Tarda”. Journal of Aquaculture Management and Technology, 3(4), 126-133.

Serrazanetti, D. I., Ndagijimana, M., Miserocchi, C., Perillo, L., & Guerzoni, M. E. (2013). Fermented tofu: enhancement of keeping quality and sensorial properties. Food Control, 34(2), 336-346.

SNI. (1998). SNI Tahu. SNI 01-3142-1998. Badan Standarisasi Nasional.

Ulfa, S., Nur Hidayat, N. H., Elza Ismail, E. I., & Weni Kurdanti, W. K. (2018). Variasi campuran kacang tunggak (Vigna unguiculata) pada pembuatan tahu ditinjau dari sifat fisik, sifat organoleptik dan kadar kalsium (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).




DOI: https://doi.org/10.17509/edufortech.v8i2.60473

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

View My Stats>